Pernah gak memiliki sahabat sejak
di bangku sekolah? Sahabat antara lelaki dan perempuan begitu? Banyak kan yang
memiliki sahabat lelaki sewaktu sekolah dan berlanjut hingga dewasa. Namun saat
mereka tumbuh dewasa dan timbul benih-benih cinta di antaranya, mereka sekuat
hati menahan perasaan itu demi yang namanya persahabatan.
Begitu lah cerita mengenai kisah
Dei dan Lim, panggilan dari Harlim. Sepasang lelaki dan perempuan yang
bersahabat saat mereka sekolah di Bandung. Lim mengenal Dei sebagai gadis yang
menyukai sepak bola dan sering menghabiskan waktu di lapangan bola. Dei tinggal
bersama ibu tirinya, Bunda Ira setelah ayahnya menikah lagi.
Seiring waktu bertambah dewasa
mereka, tiba saatnya masuk sekolah jenjang berikutnya. Dei ingin masuk sekolah
kejuruan karena Dei suka membuat kue, sementara Lim ingin mereka sekolah di SMA,
agar bisa melanjutkan kuliah bersama. Namun nasib orang siapa yang tahu,
setelah ayah Dei meninggal, Dei memilih pergi dan pindah ke Surabaya. Di sana
dia meneruskan toko kue peninggalan ibunya Madeira serta meninggalkan semua
kenangan bersama Lim.
Hingga suatu hari Lim mendapati
kardus kue bertuliskan Madeira Bakery, dia jadi teringat oleh sahabatnya yang
sudah berpisah selama bertahun-tahun tanpa kabar, Dei. Lim penasaran apakah
benar ini toko kue milik Dei sahabatnya itu? Lim sekarang sudah tumbuh jadi lelaki
dewasa yang suka mengencani banyak wanita. Dia menjadi wartawan yang meliput
berita olah raga di Bandung. Namun semenjak melihat nama toko kue dalam kardus
tersebut, pikirannya terusik akan kota Surabaya.
Saat akhirnya Lim ke Surabaya dan
mengunjungi toko kue tersebut, Lim bertemu dengan Dei. Namun sikap mereka satu
sama lain masih canggung bertemu lagi setelah sekian tahun berpisah. Akankah kisah persahabatan mereka berlanjut?
Apakah Lim memiliki perasaan khusus pada Dei? Serta rahasia apa yang berusaha
ditutup rapat oleh Dei?
Madeira
Novel setebal 234 halaman ini
ditulis oleh Wulan Kenanga seorang penulis melankolis yang lahir dan besar di
Mojokerto. Dia juga seorang blogger yang tulisannya bisa dibaca di websitenya. Madeira
merupakan novel pertama yang diterbitkan oleh penerbit mayor Gradien Mediatama.
Wulan Kenangan memang sudah bercita-cita menjadi novelis sejak kelas 3 SMP.
Sejak baca halaman pertama saya
langsung tertarik dengan novel ini. Saya yang menyukai dunia baking, makin
terbawa oleh alur ceritanya. Walaupun saat duduk di bangku sekolah saya tidak
punya sahabat yang berujung cinta, menarik baca cerita novel Madeira ini. ditulis
dengan bahasa yang lugas namun ringan dibacanya.
Selain itu ditulis dengan alur
maju mundur namun masih mudah dipahami dan mengalir lancar. Serta karakter
kedua tokohnya yang kuat Lim dan Dei. Satu hal yang menurut saya agak menganggu
itu ukuran font yang kecil dan pemilihan font-nya. Selebihnya sih sudah oke ya,
seperti layout. desain cover-nya pun oke bikin saya tertarik untuk membawa-nya
ke meja kasir.
Wah seru nih ceritanya. Jadi penasaran dengan isi utuhnya. Aku kayaknya punya pengalaman serupa. Punya sahabat yang akhirnya malah jadi saling suka. Hahahaha... pengalaman masa muda. Cinta monyet yang mungkin tidak punya arti apa-apa. Tapi bikin canggung kalo ketemu. Hehehehe. Kudu baca nih bukunya. Keren ya Wulan, jago nulis buku fiksi begini.
BalasHapusBangga banget sama Mbak Wulan Kenanga akhirnya bisa melahirkan karya novel fisik. Salah satu blogger sekaligus penulis yang aku look up karya-karya dan tips nulisnya karena applicable dan bermanfaat banget.
BalasHapusIni kayak lagu persahabatan bagai kepompong ya hihihi. Dari bestie lama2 jadi saling suka itu wajar aja di dunia ini. Adikku aja pacaran sejak SMP langgeng sampai sekarang sama suaminya :) Keren mbak Wulan Kenanga menuliskan novel ini enak dibaca ceritanya ya buat me time pasti cocok.
BalasHapusLhooo ini ditulis mba Wulan Kenanga? Wahh keren banget sihhh. Ceritanya Lim sama Dei canggung waktu ketemu lagi setelah sekian lama. Udah kek Sherina ama Yayang aja hahaha. Tapi justru bikin penasaran juga nih kelanjutan hubungan mereka hehehe.
BalasHapusWah ceritanya pasti relate sama banyak orang nih. Kisah cinta yang berawal dari persahabatan tuh cerita yang gak lekang di makan zaman dan ada di berbagai belahan dunia gak sih. Daaan uniknys selalu seru untuk dibahas
BalasHapusPadahal aku berharap ada spoiler tipis di akhir tadi.. Ternyata emang kudu beli novelnya nih. Penasaran kelanjutannya gimana😁😁😁
BalasHapusAaaaa karyanya bagus banget mbak, mana hobiku baca novel lagi ah, jadi pengen beli novelnya
BalasHapusAku ada ini sahabat laki-laki, tapi memang kalau kita sudah berikrar bahwa tidak boleh jatuh cinta apalagi sampai menikah sama sahabat sendiri. Tapi ada beberapa juga temanku yang modelannya persis banget dengan cerita Madeira ini.
BalasHapusBukunya blogger yaa mba inii. Keren. Kalau ngomongin cinta kayak gini pas masa2 remaja. Huaa. Sahabat laki2 aku ada dulu, tapi benar2 nggak pernah saling jatuh cinta 😂tipenya beda..sekarang udah nggak kontak karena udah nikah. Hehe
BalasHapusRomantisme sekolah, ya Allaah..
BalasHapusAkankah Lim dan Dei CLBK?
Kalau dilihat dari sudut pandang Dei sih ya.. dia ditempa oleh keadaan sehingga uda lebih mature. Sedangkan Lim, dengan profesinya dan masih terombang-ambing di kisah cinta banyak wanita, aah.. rasanya kudu ada 1 kejadian yang bikin dia jera dan akhirnya melabuhkan hatinya.
Uwuu.. gemesh banget membaca karakter di novel Madeira ini.
Ye, saya sudah punya juga buku yang ini. Kisah cinta Harlim dan Dei ni tergolong unik ya.
BalasHapusBahkan orang ketiganya juga out of the box. Buku yang ringan, enak dibaca, dan ceritanya ngalir gitu aja.
Wah pengalaman masa kecil ini sih. Persahabatan dengan teman laki-laki malah akhirnya jadi jodoh-jodohan, dipasang pasangkan. Akhirnya gak ada yg berjodoh haha. Lucu banget kalau ingat. Jadi penasaran dengan novelnya nih...
BalasHapusSeru banget nih baca bukunya. Menarik banget temanya tentang cinta dan persahabatan. Jadi inget zaman masih sekolah, rasanya kangen kembali ke masa itu. Penasaran sih dengan kelanjutan cerita di novel ini
BalasHapusmengangkat kisah saat remaja memang sangat menarik, jiwa muda, persahabatan, kisah roman ..menjadi alur yang naik turun membawa perasaan pembaca seolah-olah menjadi tokoh cerita...
BalasHapusWah keren Ivone udah baca aja karya Wulan ini. Saya berteman di FB dengan Wulan jadi sedikit banyak tahu progresnya novel ini.
BalasHapusPenasaran deh jadi pengen baca langsung...
cerita tentang persahabatan dan cinta memang selalu menarik buat diikuti ya mak, ada rasa geregetan tapi bucinnya juga
BalasHapuswaduh kok gada bocoran tipis-tipis gitu sih wkwkw, jadi penasaran kan pengen kelanjutannya. Tapi memang persahabat dan cinta bisa jadi sesuatu yang sulit dipahami. Aku dan suami berawal dari persahabatan
BalasHapusSahabat saling suka? Hmm itu sih pengalaman saya hihihi, malah sampe ke jenjang pernikahan.
BalasHapusBagaimana dengan Dei dan Lim ya? Apakah mereka juga lanjut hingga ke pernikahan? Duh, penasaran ingin baca novelnya.
Keren yaa novelnya Wulan, aku suka sinopsis ceritanya dan penasaran rahasia Dei itu apa...mau beli ah novelnya
BalasHapusThank you Mak rekomendasi novelnya. Udah lama banget nggak pernah update soal novel. Tapi btw benar juga, salah fokus sama ukuran font novelnya yang cukup menguji ketajaman mata hehe ~
BalasHapusAku sudah baca buku ini dan suka sama alur ceritanya. Sederhana tapi bikin geregetan. Paling gemes sama rahasianya Dei itu. Rasanya pengen tak cerewetin aja tuh anak.
BalasHapusSalut sama blogger yang nyambi bikin novel itu. Kisah Dei dan Lim cocok juga nih buat dibaca, nanti cari ah novelnya.
BalasHapus