Beberapa tahun belakangan isu tentang tingginya fatherless di Indonesia sering sekali kita temukan. Bahkan sebuah fakta yang menyedihkan harus kita terima yaitu Indonesia berada pada urutan ketiga di dunia sebagai negara dengan anak-anak tanpa ayah (fatherless country) terbanyak. Namun saya pribadi memiliki pengalaman masa kecil yang berlawanan dengan fakta tersebut dimana saya tumbuh dan dibesarkan oleh ayah saya.
Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan," begitu penjelasan dari Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti yang saya kutip dari Antara.
Ketika saya dan adik masih balita, Bunda terpaksa harus mengadu nasib dengan bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) di Hong Kong. Penghasilan ayah bekerja di Jakarta tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga kami, usia ayah yang sudah beranjak tua menyebabkan beliau kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi. Itulah sebabnya Bunda yang jauh lebih muda memutuskan untuk bekerja juga. Menjadi TKW di Hong Kong menjadi pilihan yang realistis karena menawarkan gaji yang jauh lebih tinggi dari pekerjaan yang sama di Indonesia.
Nah saat menonton video dari Generos tentang seorang ayah yang mengasuh dan mendidik anaknya sendirian tanpa sosok seorang bunda mengingatkan saya pada kenangan di masa kecil. Dahulu ayah saya menggantikan sosok Bunda dalam kehidupan kami, mulai dari membangunkan kami setiap pagi untuk bersiap-siap sekolah, beliau juga menyiapkan pakaian dan makanan dan mengantarkan kami berangkat sekolah. Tidak hanya itu saja, ayah juga tak lupa mengajarkan kepada kami beberapa life skill dasar agar kami bisa mandiri sejak usia belia.
Ayah juga mengelola pendapatan Bunda bekerja di Hong Kong tidak hanya untuk kebutuhan kami namun juga dipergunakan untuk membuka usaha dan investasi. Dengan begitu beliau menjalankan dua peran sekaligus dalam kehidupan kami yaitu sebagai Ayah dan Bunda sekaligus. Dedikasi yang diberikan Ayah ini kelak menjadi salah satu kriteria bagi saya dalam mencari calon suami. Saya ingin suami saya menjadi partner untuk mengarungi biduk rumah tangga dimana kami saling bekerja sama menjalankan peran masing-masing.
Alhamdulillah saya sekarang mendapatkan sosok suami yang memenuhi kriteria tersebut. Dia tidak segan apalagi malu membantu saya mengasuh anak mulai dari memandikan dan mengganti popok hingga menyuapi anak. Dia juga mau mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga seperti mencuci piring, pakaian dan membersihkan rumah. Saya pun melihat bahwa sekarang semakin banyak para suami yang menyadari bahwa sebenarnya mengasuh dan mendidik anak itu bukan hanya tugas Bunda. Hal ini pelan-pelan akan menghapus bias gender yang selama ini sudah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Endingnya akan menurunkan presentase Fatherless yang dialami oleh anak-anak Indonesia.
Peran ayah dalam pengasuhan anak memang sangat penting antara lain sebagai pemecah masalah yang dihadapi anak misalnya mengerjakan PR, memompa ban sepeda. Peran kedua adalah saya sebagai teman bermain, saat bermain bersama bisa melatih fisik dan koordinasi tubuh serta membangun ikatan batin atau bonding antara ayah dan anak. Peran ketiga yaitu ayah sebagai pemandu prinsip dan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk anak, kemudian yang keempat ayah sebagai penyedia kebutuhan keluarga namun tidak sebatas uang, makanan, tempat tinggal, pakaian untuk anak dan keluarganya tetapi juga kebutuhan pengasuhan untuk anak. Yang terakhir peran ayah adalah menyiapkan anak menghadapi tantangan hidup yang pastinya di masa yang akan datang jauh lebih menantang.
Namun begitu, ada satu hal yang saya kurang setuju dalam video Generos yaitu scene dimana sang Ayah memutuskan untuk memakai pakaian mendiang istrinya untuk menghadirkan sosok Bunda di hadapan anaknya. Menurut saya hal ini bisa memberikan contoh yang tidak baik dan kebingungan bagi anak tentang gender. Ayah tetap bisa menjalankan peran dan tugas seorang Bunda tanpa harus kehilangan jati dirinya sebagai seorang lelaki.
Saya rasa video ini tetap layak untuk disebarluaskan agar bisa menyebarkan inspirasi bagi para ayah untuk mau menjalankan peran yang lebih dalam rumah tangga dan pengasuhan anak. Bahwa tugas seorang ayah bukan hanya mencari nafkah namun jauh lebih besar dari itu. Ibarat sekolah maka Ayah adalah seorang kepala sekolah yang bertanggungjawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik dan efektif bagi para siswanya.
Yuk buat para calon ayah maupun ayah yang selama ini masih memegang stereotip yang salah tentang seorang suami dan ayah bisa tonton video inspiratif ini. Selamat menonton dan semoga para ayah yang menonton bisa terinspirasi yaa untuk mulai mengambil peran lebih dalam pengasuhan anak demi terbentuknya generasi yang lebih tangguh dan matang dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.