Assalamualaikum Sahabat, hari ini sudah menginjak hari kedelapan di
Bulan Suci Ramadan. Bagaimana puasanya, semoga lancar dan sehat selalu ya.
Puasa tahun ini kita masih harus bergelut dengan pandemi Covid 19. Otomatis
kita lebih banyak melakukan kegiatan di rumah selama Bulan Ramadhan untuk
mencegah penularan dan penyebaran virus Covid 19. Memang idealnya sih selama
Ramadhan ini kita lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah sebagai bekal
pahala kita nanti di akhirat.
Ngomongin tentang ibadah dan pahala, sebenarnya luas maknanya. Bukan
hanya salat, puasa dan tadarus yang bisa mendatangkan pahala, kegiatan
sehari-hari bila diniatkan sebagai ibadah maka akan diganjar pahala juga oleh
Allah SWT. Sebagai contoh, seorang suami yang bekerja mencari nafkah jika
diniatkan untuk menjalankan kewajiban sebagai suami maka di hadapan Allah akan
dinilai sebagai ibadah. Rezeki dapat, pahala juga dapat. Begitu pun juga dengan
kegiatan kita yang lain jika memberikan kebaikan atau manfaat bagi orang lain,
makhluk lain dan bumi ini maka juga akan dinilai ibadah.
Misalnya saja berkebun di rumah. Ini menjadi salah satu kegitaan positif
yang dapat memberikan manfaat. Nah kebetulan saya tuh suka berkebun sejak dulu,
mulai dari menanam tanaman hias hingga sayuran dan buah untuk dikonsumsi
sendiri. Sejak kecil hingga remaja saya tinggal di desa Popoh, Blitar, dimana
masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk berkebun. Sehingga saya
dulu bisa melakukannya dengan leluasa, di sekitar rumah orang tua saya tumbuh
pohon rambutan, mangga, kelapa, papaya, singkong yang bisa dipanen setiap
tahun.
Trend Bercocok Tanam di
Tengah Pandemi
Setelah saya berumah tangga dan tinggal di kota Malang, hobby bercocok
tanam ini tetap saya jalani meskipun lahan di rumah terbatas. Kami hanya
memiliki pekarangan kecil di depan rumah, di sana ditanami aneka tanaman hias
dan satu pohon mangga. Untuk menyiasati keterbatasan lahan saya menggunakan pot
yang saya tata di rak bersusun, potnya bisa beli atau menggunakan kaleng
biskuit bekas dan standing pouch minyak goreng.
Adanya pandemi Covid 19 ternyata membawa angin segar bagi dunia cocok
tanam, dimana masyarakat yang selama ini abai terhadap penghijauan mendadak
jadi suka bercocok tanam. Banyak orang yang mendadak membeli tanaman hias dan
bibit tanaman lainnya untuk ditanam di rumah. Penyebab masyarakat jadi suka
berkebun di tengah pandemi adalah karena rasa bosan dan jenuh di rumah saja
sehingga ingin menghias rumah agar lebih indah dan bikin betah dengan tanaman
hias. Selain tanaman hias, saya juga menanam tanaman toga, seperti daun pandan,
seledri, tomat hingga cabe rawit. Bila membutuhkan sewaktu-waktu bisa
tinggal memanen di depan rumah yang
semuanya saya tanam menggunakan wadah bekas makanan sekali pakai seperti kaleng
biskuit yang sempat menumpuk di gudang.
Keladi, Aglaonema (Sri Rejeki), Monster (Janda Bolong), Kaktus adalah
contoh beberapa tanaman hias yang meroket popularitasnya di saat pandemi.
Tanaman yang semula tumbuh liar mendadak jadi buruan banyak orang, harganya pun
melambung tinggi. Tanaman-tanaman ini menjadi komoditi yang menjanjikan bagi
para pedagang dan prestise tersendiri bagi masyarakat yang memilikinya.
Bercocok tanam di saat pandemi sejatinya bukan hanya untuk mengisi waktu
senggang di rumah namun memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan jiwa dan raga
antara lain:
1. Meningkatkan Kebugaran
Memilih
hobby berkebun maka mau nggak mau kita jadi banyak bergerak mulai dari
mencangkul tanah, menanam bibit hingga menyiram tanaman. Ketika melakukan
banyak gerakan, tingkat kebugaran tubuh cenderung meningkat. Selain itu, dengan
membawa dan menggunakan alat-alat berkebun seperti cangkul dan pemotong rumput
sama dengan melakukan latihan fisik bagi tubuh kita.
2. Meningkatkan Kreativitas
Proses
penataan tanaman agar sedap dipandang membutuhkan kreativitas tersendiri.
Ide-ide baru jadi bermunculan bagaimana agar tanaman kita lebih menarik
penataannya. Ketika banyak melihat tanaman hijau, pikiran akan lebih positif
dan jauh lebih produktif.
3. Menjadikan Pikiran Rileks
Apa
yang Anda rasakan ketika menghirup udara segar di kebun atau menyentuh tanah
ketika menanam tanaman? Kalau saya sih merasa pikiran jadi lebih santai. Bahkan
tanpa kita sadari, aktivitas ini membuat pikiran rileks dan membuat kita
semakin sehat.
4. Mengurangi Stres
Tahu
nggak jika orang bisa meminimalkan tingkat stres dengan cara berkebun di
halaman belakang rumah. Sebuah studi mengungkapkan bahwa orang-orang yang
menghabiskan waktu berkebun cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
5. Meningkatkan Sirkulasi Darah
Ketika
berkebun kita melakukan beberapa macam gerakan seperti mencangkul tanah,
mengisi polibag atau memotong rumput. Hal ini tentu saja dapat membantu
meningkatkan sirkulasi darah sehingga peredaran darah menjadi lancar. Jadi,
aktivitas berkebun sangat baik sebagai alternatif latihan.
Berintani Challenge
Untuk menambah ilmu dan inspirasi tentang dunia cocok tanam, saya
biasanya mencari referensi di internet. Nah secara nggak sengaja saya menemukan
sebuah website seputar bercocok tanam, pupuk, agrikultur, dan info pangan yaitu
https://berintani.id/.
Di sini saya menemukan banyak sekali ilmu dan tips-tips seputar bercocok tanam
yang disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Cocok juga bagi generasi
muda yang lagi gandrung dengan hobby tanaman hias agar bisa merawat tanaman
hias dengan lebih baik.
Yang seru adalah di Bulan Ramadhan ini ada Berintani Challenge yang bisa
menjadi inspirasi kegiatan bermanfaat selama Ramadhan. Berintani Challenge
mengajak kita melakukan 7 Kegiatan #TanamKebaikan #PupukPahala antara lain:
Activity 1 Regrow sisa sayur yang kamu makan: menanam
kembali sayuran sisa makanan seperti daun bawang, pokcoy, bawang bombay,
kentang dll
Activity 2 Reuse bungkus makanan sekali pakai: memanfaatkan
bungkus makanan sekali pakai sebagai pot tanaman
Activity 3 Menanam sayur dari benih tumbuhan: menanam
cabe, bayam, sawi dari biji benih menggunakan media tanam dan pot
Activity 4 Memanfaatkan cangkang telur untuk
dijadikan pupuk: mengumpulkan cangkang telur kemudian ditumbuk
dan ditaburkan di atas tanah
Activity 5 Membuat kompos sendiri: membuat
kompos dari limbah organik rumah tangga yang dapat terurai
Activity 6 Masak dari hasil kebun sendiri: masak
dari hasil panen tanaman yang kamu tanam sendiri dirumah
Activity 7 Kurangi penggunaan plastik: berbelanja
dengan kantong kain, membawa wadah makanan sendiri untuk mengurangi plastik
sekali pakai.
Di antara 7 kegiatan di atas, saya sudah melakukan beberapa sih namun
yang paling sering (konsisten) adalah akvitas nomer 2. Seperti yang saya
ceritakan di awal tulisan ini bahwa saya menggunakan kaleng biskuit bekas dan standing pouch minyak goreng sebagai
pengganti pot. Dengan begitu, saya bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang
saya buang ke tong sampah. Bayangin jika minimal 1 kampung melakukan ini maka
kita bisa mengurangi timbunan sampah plastik di TPA.
Kalau mau lebih kreatif, kita bisa kok menemukan tips gimana membuat
bungkus makanan menjadi pot yang unik dan cantik. Selain itu dengan reuse
bungkus makanan menjadi pot, kita juga tidak perlu membeli pot lagi, uangnya
bisa dipakai untuk keperluan lainnya. Info lebih lengkapnya, kepoin aja
instagram @Berintani.id ya. Sudah banyak nih yang ikutan Berintani Challange.
Selain ikutan #tanamkebaikan dari rumah, kita juga berkesempatan dapetin
marchendise menarik dari Berintani. Nggak Sabar pengen jadi yang terpilih dari
banyaknya netizen yang ikut hehe
Oke itulah sharing saya tentang kegiatan #tanamkebaikan dan #pupukpahala
selama Bulan Suci Ramadhan ini. Yuk ikutan juga demi kelestarian lingkungan
yang manfaatnya bukan hanya untuk diri kita sendiri namun juga generasi yang
akan datang.