Pengalaman Pertama Memelihara Kucing Persia
Keinginan memelihara kucing sudah
ada sejak saya kecil. Namun keinginan tersebut tidak bisa terwujud sampai saya
dewasa dan tinggal dengan orang tua. Alasan utamanya karena mak saya takut dan
geli banget sama kucing. Melihatnya saja sudah bikin bulu kuduknya berdiri,
bahkan pernah mendengar cerita dari almarhum bapak kalau mak pernah sampai
pingsan gegara dilempari kucing. Ya, sampai segitunya maka saya menahan diri
untuk nggak pelihara kucing.
Kesempatan memelihara kucing pun
akhirnya terwujud setelah saya menikah dan memiliki rumah sendiri. Suatu hari
suami cerita kalau dia ditawari kucing persia oleh rekan kantornya sebut saja
Mas N. Saya tentu saja antusias ketimbang setiap waktu lihat kucing orang suka
gemes sendiri hehe. Suami dan saya pun lantas ke rumah rekan kerjanya untuk
mengambil dan memilih sendiri kucingnya. Kenapa kok kucingnya ditawar-tawarkan?
Karena pemiliknya yang masih saudara rekan kerja suami itu sudah terlalu
banyak.
Menyiapkan Kandang yang Layak untuk Kucing Persia
Sewaktu mengambil kucing persia
saya belum memiliki tas atau keranjang khusus untuk binatang. Saya membawanya
dengan kardus dan membawanya dengan sepeda motor dari rumah saudara rekan kerja
suami sampai rumah saya. Pilihan saya dan suami jatuh pada kucing persia warna coklat
muda. Kelihatan sekali kucingnya lusuh dan tak terawat karena banyaknya kucing
yang sudah ada.
Sesampai di rumah, saya menaruh
kucing persia tersebut di dalam rumah agar terbiasa dengan lingkungan baru. Baru
keesokan harinya saya memutuskan untuk membeli kandang yang layak untuk kucing Persia
pertama. Sayangnya sewaktu membeli kandang tidak ada warna biru, warna favorit
saya dan suami sehingga musti pasrah dengan warna yang ada sesuai kebutuhan
kucing. Selain kandang saya juga membeli printilan kebutuhan lainnya seperti
wadah pakan dan pakannya.
Usia kucing Persia sewaktu saya
ambil sudah sekitar 2-3 bulan begitu sehingga sudah agak besar sehingga tidak
perlu khawatir menyusu lagi pada induk karena sudah bisa makan makanan kucing
secara mandiri. Anak-anak pun senang menyambut kucing pertama di rumah keluarga
biru.
Membawa Ke Dokter Hewan Saat Sakit
Hari-hari saya dan keluarga makin
menyenangkan dengan adanya kucing Persia warna orange. Sempat terjadi
perdebatan saat memutuskan untuk memberi nama kucing tersebut sampai akhirnya
disepakati sebuah nama Betty. Saya dan suami menilai kalau kucing Persia ini
berjenis kelamin betina. Harapannya ke depan dia bisa memberikan keturunan yang
lucu-lucu.
Saat memutuskan untuk memelihara
kucing tentunya harus siap dengan segala konsekuensinya. Seperti kalau kucing
sakit atau menderita penyakit mau gak mau musti di bawa ke dokter hewan. Saya sempat
mengalami masalah ini, tiba-tiba beberapa hari Betty nampak lesu dan
bersin-bersin. Saya sangat khawatir terjadi sesuatu. Saya dan suami membawa
Betty ke dokter hewan dan diketahuilah kalau kucing kami kena virus. Dokter pun
memberi obat lewat mulutnya dan suntikan, menurut dokter kami membawanya tepat
waktu, karena kalau terlambat sedikit saja bisa mengancam nyawa Betty.
Berurusan dengan dokter hewan saat
sakit tidak hanya cukup sekali. saya pernah membawa Betty kembali ke dokter
hewan karena dia terkena jamur yang dari hari ke hari rupanya makin parah. Walaupun
sudah saya obati dengan salep untuk jamur pada kucing setelah konsultasi dengan
teman yang lebih paham soal kucing. Hasilnya masih gak maksimal, dari pada
makin parah, saya pun membawa Betty ke dokter hewan lagi dan dokter memberikan
obat lewat suntikan dan salep yang musti rajin dioleskan pada bagian tubuh kucing
yang terkena jamur.
Perawatan Kucing Persia dengan Grooming ke Salon Kucing Di Malang
Konsekuensi memelihara kucing
lainnya yaitu perawatan seperti memandikan kucing ke salon kucing atau yang
lebih keren istilahnya grooming. Awalnya saya memandikan sendiri Betty di
rumah. Namun hasilnya menurut saya kurang maksimal. Pastinya beda lah ya
perawatan sendiri di rumah dengan di salon kucing.
Suami pun mencari informasi salon
kucing di Malang yang harganya murah dan terjangkau. Akhirnya dapat salon
kucing yang harganya murah. Walaupun lokasinya agak jauh dari rumah kami belain
hehehe. Bener juga lho, hasil grooming di salon lebih makasimal dan puas. Oh iya,
nama salon kucingnya Tutu House Petshop Grooming and Boarding Malang. Lokasi tepatnya
sih di daerah Sawojajar Malang.
Saya masih ingat , pertama kali
membawa Betty grooming itu pada tanggal 11 Mei 2019. Selain grooming juga
sempat menitipkan Betty saat saya harus bepergian lama. Waktunya sudah cukup
lama ya dengan waktu pertama grooming. Oh iya, ada kejadian yang bikin keki nih,
berkat grooming itu saya jadi tahu jenis kelamin kucing yang sebenarnya. Menurut
mas yang biasa menangani grooming Betty kalau kucing saya jenis kelaminnya
jantan. Sontak bikin saya terkejut sekaligus ingin ngakak dong, lha kami sudah
terlanjur memberi nama betty hahahaha.
Setelah tahu jenis kelamin yang
sebenarnya jantan, saya pun memutuskan untuk mengganti nama kucing dari betty
jadi Brownies sesuai dengan warna bulunya yang coklat muda. Brownies jadi kucing
persia pertama yang sampai sekarang masih kami rawat. Umurnya yang sudah dewasa
membuat dia mengalami birahi, sempat kawin dengan kucing kampung yang saya
pelihara juga namun tak ada yang berhasil bikin kucing kampung betina di rumah
hamil.
Beberapa kali sempat terbesit
buat membuang atau diberikan ke orang lain. Tapi hati kecil saya masih berat
untuk melepasnya. Brownies sampai sekarang masih mengalami jamuran dan kami
sudah apda tahap pasrah. Kalau kata suami sih itu luka akibat dia tarung dengan
kucing jantan lain milik tetangga guna memperebutkan kucing betina hahaha.
Selain Brownies, saya masih
memiliki kucing kampung lainnya yang nanti akan saya tulis juga di blog ini. Sejak
memutuskan memelihara kucing, rezeki saya makin dimudahkan untuk membeli
makanan dan segala tetek bengek perawatannya. Itulah pengalaman pertama
memiliki kucing persia yang menyenangkan.
0 comments: