Tetap Sehat di Era New Normal

Beberapa waktu yang lalu ada teman blogger Surabaya yang membagikan foto di sosmed, dia mention saya. Di foto tersebut kami baru saja mengikuti talkshow yang diselenggarakan sebuah brand perencanaan keuangan. Melihat foto itu membuat saya kangen pengin main lagi ke Surabaya. Tapi seperti kita ketahui, wabah Covid 19 telah mengubah segalanya. Kita terpaksa harus berdiam diri di rumah guna mencegah penularan virus Corona lebih luas lagi.

Sebelum Corona menyerang, saya termasuk lumayan sering main ke Surabaya, entah itu untuk keperluan pribadi misalnya liburan sama keluarga atau ada job meliput atau menghadiri sebuah event. Tapi seringnya sih saya melakukan keduanya, ngejob sekaligus jalan-jalan sama keluarga. Alhamdulillah, suami mau menemani dan menjaga anak-anak saat saya kerja. Pernah juga sih, kami berdua dapat job bareng, terpaksa kami tidak mengajak anak-anak ke Surabaya.

Sejak new normal diberlakukan di Indonesia, secara bertahap geliat ekonomi mulai aktif lagi. Tempat-tempat publik seperti stasiun, terminal, mall, restoran sudah mulai beroperasi kembali. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan antar lain: memakai masker saat keluar rumah, pengecekan suhu, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak minimal 1,5 meter.

Kebijakan new normal ini sebenarnya dilematis, di satu sisi virus Corona masih belum hilang bahkan menurut para ahli belum mencapai puncaknya. Namun di sisi lain, masyarakat juga tidak bisa selamanya berdiam diri di rumah, terutama yang harus bekerja di luar rumah. Salah satunya adalah suami, semenjak new normal dia sudah WFO (Work from Office) 3 kali dalam seminggu, sisanya WFH.

Kami pun juga mulai berani keluar rumah untuk melakukan beberapa aktivitas misalnya belanja ke supermarket, ngajak anak jalan-jalan agar tidak bosan di rumah hingga pulang kampung ke Blitar. Agenda pulang kampung ini sudah rutin kami lakukan sebelum ada Corona, minimal sebulan sekali. Ibu saya tinggal sendirian di Blitar, saya dan adik yang tinggal di Surabaya bergantian pulang ke Blitar untuk menengok beliau. Biasanya kami tinggal selama 2-3 hari di sana, anak-anak tentu sangat senang karena bisa melepas kangen sama nenek. Suasana di desa yang jauh berbeda dengan di kota membuat anak-anak betah bahkan tidak mau diajak pulang balik ke Malang.

Tapi saya agak kuatir neh nggak bisa pulang kampung lagi, semenjak Jakarta menerapkan PSBB lagi per tanggal 14 September 2020. Biasanya kebijakan dari pusat akan diikuti oleh kota-kota lainnya, termasuk Surabaya dan Malang yang notabene 2 kota terbesar di Jawa Timur. Adik saya yang tinggal di Surabaya besar kemungkinan akan kesulitan pulang ke Blitar jika Surabaya menerapkan PSBB juga. Kalaupun bisa, harus menjalani tes Swab dulu.

Sebagai antisipasi, saya pun mencoba mencarikan tempat PCR Swab Test Surabaya yang recomended untuk adik saya. Caranya mudah, tinggal buka aja aplikasi Halodoc. Dalam sekejap sudah muncul beberapa rekomendasi tempat plus biayanya juga.

Keberadaan aplikasi Halodoc ini berguna banget di saat pandemi sekarang. Sebisa mungkin kita menghindari pergi ke poliklinik atau RS jika tidak benar-benar mendesak. Dengan Halodoc kita bisa berkonsultasi dengan dokter secara online jika merasakan gejala-gejala penyakit tertentu. Bahkan kita bisa mendapatkan resep dan membelinya juga secara online. Jadi aplikasi ini penting kita install jika PSBB diberlakukan lagi di kota kalian.

Yuk kita semua jaga kesehatan diri dan keluarga. Jangan sampai lupa apalagi malas atau bosan menerapkan protokol kesehatan dimanapun kita berada. Kita nggak tahu apakah tempat atau orang yang kita temui membawa virus Corona. Jadi mencegah sangat jauh lebih baik daripada menyesal kemudian.