Sejak dua tahun terakhir ini, saya dan keluarga memang sering bolak-balik
ke Surabaya. Bahkan nyaris setiap bulan ada agenda ke Surabaya. Selain menghadiri
acara undangan event blogger,juga sebagai pilihan untuk berlibur tipis-tipis
atau staycation di hotel. Secara kalau mau liburan ke luar kota yang agak jauh
juga belum memungkinkan.
Banyak pertimbangan dan perlunya persiapan yang matang. Butuh budget yang
gak sedikit karena sekarang anak-anak sudah bayar penuh. Waktu libur suami juga
terbatas Sabtu-Minggu dan Mas Aiman sekolah dari hari Senin-Sabtu. Kenapa gak
staycation di Malang saja, kan banyak hotel tersebar? Gimana ya, memang sih
dari segi jarak lebih dekat ketimbang harus ke Surabaya. Masalahnya harga hotel
di Malang kalau waktu libur tarifnya lumayan mahal. Kalau dibandingkan dengan
di Surabaya masih lebih terjangkau.
Kalau liburan ke Surabaya tak hanya sekedar staycation, biasanya saya
memanfaatkan waktu yang ada untuk mengunjungi tempat wisata yang ada. Memang Kota
Surabaya tempat wisatanya tak sebanyak di Malang, paling banyak ya wisata
belanja alias ke mall. Namun saat ini di Surabaya banyak taman yang sudah
dikembangkan seperti Taman Bungkul, Taman Harmoni dan lainnya.
Berhubung ke tempat-tempat tersebut sudah pernah, saya dan keluarga pun
kepengen ke tempat wisata yang beda misalnya tempat ibadah. Nah, tujuan kali ini mengunjungi Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya. Beberapa kali ke Surabaya belum sekalipun menyempatkan waktu ke
sini karena lokasinya yang gak di pusat kota.
Masjid Nasional Al Akbar, Masjid kebanggaan Warga Surabaya
Masjid Al Akbar Surabaya Tampak Depan |
Kebetulan bulan lalu saya dan keluarga staycation di Hotel Best Western
Papilio Surabaya. Masjid Al Akbar ini lokasinya gak begitu jauh dengan hotel
saya menginap. Kalau ke Surabaya naik bus, biasa bisa terlihat dari pinggir tol
masjid ini dan membuat saya penasaran kepengen bisa mampir ke sini.
Masjid Al Akbar ini memang terkenal sebagai masjid kebanggan warga
Surabaya karena terbilang masjid terbesar nomor dua di Indonesia setelah Masjid
Istiqlal Jakarta. Bangunanya sendiri terlihat besar dengan cirri khas kubah
menyerupai setengah lingkaran telur dan menara. Masjid Nasional Al Akbar ini
juga biasa disebut Masjid Agung Surabaya.
Minggu, 7 Oktober 2018 usai sarapan dan berenang, saya pun memutuskan
kembali ke kamar untuk bebenah sekaligus siap-siap packing buat check out. Rencananya
barang bawaan saya titipkan terlebih dahulu di hotel kemudian saya dan keluarga
hendak sholat Dhuhur di Masjid Nasional Al Akbar.
Transportasi di Surabaya sudah makin dimudahkan dengan adanya
trasnportasi online. karena alasan itu pula saya jadi suka ke Surabaya, gak
perlu takut kesasar karena gak hafal jalur angkot yang melewati daerah sana.
Bangunan Megah Dan Mihrab Terbesar Di Indonesia
Foto dulu sebelum sholat Dhuhur |
Sesampainya di lokasi saya meminta pada driver Gocar untuk turun di depan
saja. Kalau menurut driver sih pintu masuknya ada di sebelah, tapi saya
kepengen foto-foto di depan masjid sebelum masuk hehehe.
Cuaca Surabaya siang itu cukup panas, ya iyalah pas waktu sholat Dhuhur
kan matahari tepat ada di atas kepala. Namun hal tersebut tak menyurutkan
langkah saya untuk menyusuri halaman masjid yang luas banget. saya cukup
terkesan dengan masjid ini ya, halaman masjid cukup bersih dan sudah terpaving
rapi.
Bangunan masjid cukup megah dan indah dengan empat kubahnya dan satu
menara di samping masjid. Kubah Masjid Nasional Al Akbar berwarna biru yang
bentuknya berupa limasan. Selain kubah, ciri khas dari masjid ini pintu
masuknya besar dan tinggi serta memiliki mihrab yang cukup besar sehingga
dibilang terbesar di Indonesia.
Pintu Masjid Besar & Tinggi |
Usai berfoto-foto dengan latar Masjid Nasional Al Akbar, saya pun segera
menuju tempat wudhu wanita yang berada di samping dan letaknya berada di bawah.
Tempat wudhu perempuan dan laki-laki tentu saja terpisah. Tempat wudhunya
lumayan banyak sehingga gak perlu lagi mengantri kalau pas ramai. Kebetulan pas
saya mau wudhu ada beberapa yang sudah selesai.
Tak jauh dari tempat wudhu terdapat tangga menuju atas yang menghubungkan
dengan teras masjid sehingga gak perlu keluar tempat wudhu dan memutar untuk
masuk ke dalam masjid. Begitu masuk ke dalam masjid, lagi-lagi saya dibuat
takjud dengan desain dan interior masjid ini. Tempatnya pun luaas banget, di
bagian dinding terdapat ukiran yang indah, konon ukiran tersebut dibuat oleh
pengrajin dari Madura sehingga lebih nampak ornament khas Madura.
Saya sholat Dhuhur empat rakaat bareng Adik Aira, bersyukur dia bisa
kooperatif karen ikut menirukan gerakan sholat saya tepat di samping saya. Namun
namanya juga anak-anak tentu saja gak benar-benar sampai selesai gerakan
sholatnya tetapi dia duduk manis menanti saya selesai.
Saya merasakan pengalaman yang menyenangkan sholat Dhuhur di Masjid
Nasional Al Akbar ini, bisa lebih khusyuk dan tenang suasananya. Meski saya
dalam rangka perjalanan namun tak ada keinginan untuk cepat-cepat selesai
gerakan sholatnya apalagi sampai gak dzikir.
Usai sholat saya pun memilih duduk sejenak, mengamati para jamaah yang
juga sedang melakukan sholat Dhuhur maupun yang terlihat sedang istirahat. Uniknya,
di masjid ini banyak jamaah yang tidur-tiduran di lantai. Memang suasana di
dalam terasa sejuk dan adem meskipun tanpa AC, hanya ada kipas angin yang
anginnya tentu tak seberapa mengingat ruangan masjid yang luas.
Biasanya kalau di masjid lain, saya sering melihat tulisan yang
menyatakan dilarang tidur di dalam masjid atau mushola. Nah, di Masjid Nasional
Al Akbar ini tak ada tulisan tersebut sehingga tiap sudut nyaris ada yang
berbaring dan tak ada petugas yang menghampiri dan mengingatkan untuk tidak
tiduran di dalam masjid. Bahkan di tiap tiang penyangga masjid terdapat colokan
yang kebanyakan digunakan untuk mencharger smartphone para jamaah.
Oh iya, sewaktu saya hendak menuju tempat wudhu sempat terlihat ada
rombongan mobil pengantin. Sepertinya usai melakukan acara pernikahan di masjid
ini dan terdapat aula yang memang disewakan untuk acara-acara pernikahan kali
ya. Pas saya melewati bagian ruangan di masjid ini, nampak beberapa orang
merapikan wadah bekas catering dan juga perintilan dekor pelaminan macam hiasan
bunga-bunga gitu.
Saya dan keluarga cukup terkesan dengan Masjid Nasional Al Akbar. Berharap
suatu hari bisa ke sini lagi atau bisa mengunjungi masjid-masjid lain yang ada
di Kota Surabaya seperti Masjid Sunan Ampel. Usai sholat dan istirahat, saya
dan suami pun memutuskan untuk mengunjungi Royal Plaza Surabaya sambil menunggu
waktu jadwal kereta balik ke Malang.
Itulah kesan dan pengalaman saya sholat Dhuhur di Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya. Teman-teman sudah pernah berkunjung ke masjid ini belum? Bisa sharing
di kolom komentar ya atau adakah rekomendasi masjid di Surabaya yang perlu
dikunjungi.
Sangat nyaman banget ya mbak tempat ibadahnya, kapan-kapan kalau ke Surabaya mau mampir juga ah.
BalasHapusiya, saking nyamannya ogah beranjak dari ini masjid hehehe
HapusKalau tempatnya seberis dan senyaman itu ibadah jadi makin khusyuk ya mbak :)
BalasHapusAlhamdulillah iya, tempatnya pun tenang :)
HapusAdem nih melihatnya :)
BalasHapusRasanya pun juga begitu hehehe
HapusMegah banget ya mbak mesjidnya, kelihatan adem banget.
BalasHapusiya, rata-rata kalau masjid nasional gitu bangunannya megah dan indah
HapusWah, siapapun boleh beristirahat di masjidnya teryata.
BalasHapusiya, kaget juga sih banyak yang tidur2an. lha di masjid kecil2 justru dikasih peringatan larangan tidur :D
HapusSuami saya udah 4 tahun ini bekerja di Surabaya. Tapi saya batal melulu mau ke masjid Al Akbar ini, hehe. Membaca blog mbak ini, jadi ada gambaran tentang masjidnya. Keren. Moga suatu hari saya sekeluarga bisa mampir juga.
BalasHapus