Sejak kecil saya sudah terbiasa tinggal terpisah dengan orang tua,
terutama ibu. Bagaimana tidak, saya yang numpang lahir di Jakarta, sejak umur 5
tahun tinggal bersama nenek di lereng Gunung Lawu, tepatnya di kota kecil
Matesih. Kemudian orang tua sempat memutuskan untuk tinggal di kampung halaman
almarhum bapak di Blitar. Akan tetapi kebersamaan kami tak berlangsung lama. Saya
kembali dititipkan dan diasuh oleh bulek yang notabene adik dari almarhum
bapak. Sementara orang tua kembali merantau ke Jakarta.
Saat semuanya kembali ke kampung, seiring bertumbuhnya saya dan adik. Kamipun
bisa tinggal bersama di sebuah rumah kecil milik saudara jauh. Karena kondisi
itulah, Ibu meminta izin pada bapak untuk diperbolehkan bekerja keluar negeri. Harapannya
supaya kami bisa memiliki rumah sendiri. Sehingga kebersamaan saya dengan Ibu
pun terputus lagi, saya hanya tinggal dengan adik dan bapak selama
bertahun-tahun. Sehingga kedekatan saya dengan Ibu kurang terjalin dengan baik,
meskipun selama Ibu bekerja di luar negeri tetap berkomunikasi dengan saya dan
adik hanya saja rasanya tetaplah berbeda. Namun saya menyadari semua itu
dilakukan demi kebahagian kami sekeluarga.
Belajar dari pengalaman masa kecil saya yang sering tinggal terpisah
dengan orang tua. Membulatkan tekad, kalau sudah berkeluarga dan memiliki anak
inginnya selalu bersama dengan mereka terutama waktu bersama anak-anak. Keputusan
tersebut pun didukung sepenuhnya oleh suami. Sehingga selepas menikah, saya
masih sempat bekerja namun akhirnya resign untuk fokus menjalani kehamilan.
Begitu anak pertama yang saya dan suami idam-idamkan lahir, kegiatan saya
seluruhnya terpusat pada si kecil Aiman. Saya melewati banyak waktu bersamanya
mulai dari masa menyusui, memberinya makanan pendamping ASI ( MPASI ) hingga
waktunya dia memiliki adik. Sebenarnya saya hanya ingin memiliki anak satu
saja, saking sudah sayang dan dekatnya dengan Aiman. Akan tetapi suami yang
kukuh ingin memiliki anak lebih dari satu. Akhirnya saya pun luluh, berharap
kalau hamil lagi mendapatkan anak perempuan biar lengkap gitu.
Alhamdulillah, harapan saya terkabul dengan lahirnya anak kedua berjenis
kelamin perempuan. Saya makin disibukkan dengan merawat keduanya, yang pertama
sedang masa aktifnya bermain sedangkan yang kedua memasuki tahapan yang sama
seperti kakaknya dulu. Saya tak menyesal mengambil keputusan untuk selalu
membersamai tumbuh kembang anak-anak, karena memang sejak awal itu yang saya
inginkan.
Saya ingin lebih banyak bersama dan menghabiskan waktu bersama mereka. Sejak
kecil kemana-mana selalu saya bawa, baik acara yang berkaitan dengan kegiatan
saya maupun keluarga. Perhatiannya saya benar-benar dicurahkan ke mereka,
apalagi sejak hamil anak kedua saya memutuskan untuk berhenti menerima pesanan
kue dkk. Karena saya tidak ingin waktu terbagi antara mengerjakan pesanan orang
dengan merawat anak-anak. untuk itulah saya mengupayakan berbagai langkah agar
anak-anak selalu dekat dengan saya. Adapun
beberapa langkah yang saya lakukan sebagai berikut:
1.
Mengajak Bermain Bersama
Saya selalu berusaha meluangkan waktu
untuk bermain bersama anak-anak, di antara mengerjakan urusan rumah tangga
seperti mencuci baju, mengepel maupun memasak karena saya tidak memakai asisten
rumah tangga. Mengingat saat ini sedang masanya
mereka senang bermain apa saja, baik indoor maupun outdoor. Dengan mendampingi
mereka bermain, kegiatan ini secara tidak langsung makin mendekatkan saya
sebagai ibunya dengan anak. Anak-anak akan beranggapan Ibunya selalu memberinya
perhatian dengan bermain bersama.
Saya termasuk yang suka membaca buku,
berharap kebiasaan itu bisa menurun pada anak-anak. Sehingga saat kumpul
bersama, diusahakan untuk lepas sejenak dari gadget dan memilih membacakan buku
cerita untuk mereka. Setiap bulan saya menganggarkan budget untuk membeli buku
cerita anak-anak. Bahkan saya mengajak serta mereka saat ke toko buku, mereka
antusias mengambil buku pilihannya. Selain saat kumpul bersama, waktu yang
lebih hangat membacakan cerita saat mereka hendak tidur. Aiman dan Aira
menyimak cerita yang saya bacakan sampai mereka tertidur.
3.
Membuatkan Cemilan Kesukaan
Langkah lain yang saya lakukan buat
anak-anak agar selalu dekat, ya salah satunya membuatkan cemilan kesukaan
mereka. Saya yang juga hobi memasak dan membuat kue, selalu berkreasi membuat
cemilan sendiri dan kesukaannya. Terkadang mereka juga ikutan sibuk di dapur
membantu walaupun kenyataannya bukannya membantu malah bikin dapur berantakan
hahaha. Akan tetapi dapur yang berantakan akan terbayar saat anak-anak memakan
dengan lahap cemilan buatan Ibunya.
4.
Menemani Saat Makan
Moment makan bersama juga cara saya
lebih dekat dengan anak-anak. Mas Aiman yang sudah duduk di bangku TK A, selalu
saya bombing untuk belajar makan sendiri walau kadang masih disuapin juga. Lain
halnya dengan Aira, dia bisa dibilang perkembangan motorik halusnya lebih baik.
Justru dia tak mau disuapin tapi suka makan sendiri sehingga saya sering
mendampingi dan menemaninya saja.
5.
Mengajak Liburan Bersama
Momen yang tak kalah penting agar
selalu dekat dengan anak-anak ialah mengajak mereka berlibur bersama. Biasanya dua
bulan sekali saya mengajak mereka liburan bersama ke luar kota, terutama ke
kota tetangga Surabaya. Liburannya terkadang diisi dengan mengunjungi destinasi
wisata ramah anak atau sekedar staycation di salah satu hotel yang fasilitasnya
memadai terutama fasilitas untuk anak-anak. Saat travelling, saya tak lupa
untuk membawa perbekalan seperti baju ganti, camilan maupun obat-obatan buat
antisipasi kalau terjadi sakit. Salah satunya obat penurun panas dan pilihan
saya jatuh pada Tempra Syrup.
Biasanya kalau anak
mendadak demam, saya tak langsung memberinya obat penurun panas melainkan
memantaunya terlebih dahulu. Selain itu diupayakan dengan cara lain seperti skin to skin, konon katanya itu bisa
meredam demam. Namun bila segala upaya sudah dicoba dan demamnya sudah mencapai
angka 38 darcel, saya pun memberinya sirup penurun panas.
Agar anak-anak mau
minum obat penurun panas, tentu saja pilihan saya sudah tepat dengan memberi
Tempra Syrup dengan rasa aneka buah yang disukai anak-anak. Namun perlu diperhatikan, Tempra Syrup ini memiliki beberapa varian yang sesuai dengan umur
sehingga dosisnya tepat. Adapun 3
varian Tempra Syrup penurun panas untuk anak-anak sebagai berikut :
-
Tempra Drops rasa anggur untuk anak usia 0-1
tahun dengan kandungan setiap 0,8 ml mengandung 80 mg paracetamol.
-
Tempra Drops rasa anggur untuk anak usia 1-6
tahun dengan setiap 5 ml mengandung 160 mg paracetamol.
-
Tempra Forte rasa jeruk untuk anak usia 6 tahun
ke atas dengan setiap 5ml mengandung 250 mg paracetamol.
Adik Aira kepo sama tulisan di kemasannya :D |
Tempra Syrup mengandung paracetamol
yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak dan
analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Selain itu paracetamol adalah
obat penurun panas yang aman di lambung
atau tidak menyebabkan iritasi lambung maupun tidak mempengaruhi fungsi ginjal.
Mas Aiman suka Tempra Syrup rasa anggur, seperti buah kesukaannya |
Cara meminumnya pun mudah karena Tempra Syrup dilengkapi dengan safety dropper untuk usia di bawah satu
tahun dan gelas takar yang dilengkapi dengan ukuran mililiter pemakaian. Serta
prosesnya tidak perlu dikocok karena
100 % larut. Sementara kemasan botolnya yang kecil, tetap nyaman disimpan
maupun dibawa travelling sekalipun. Kemasan botolnya dari plastik yang
dilengkapi dengan tutup botol CRC ( Child
Resistant Cap ).
Begitulah langkah yang saya lakukan dalam menjalin dan membersamai anak-anak agar
selalu dekat, besar harapan tak hanya saat mereka masih kecil namun hingga
dewasa nanti kedekatan itu selalu terjaga. Serta pemilihan obat penurun panas
yang tepat bagi mereka. Tempra Syrup selalu tersedia baik untuk di rumah maupun
sedang travelling dengan anak-anak.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh
Blogger Perempuan dan Tempra.
Membacakan atau mendongeng cerita bisa menjadi bonding buat anak ya Mbak. Apalagi pas mau tidur. Sering mereka malah bertanya ttg isi cerita sehingga merangsang imajinasinya. Toss dulu Aira, kalau demam kami juga sedia tempra. Sehat selalu buat keluarga biru :)
BalasHapusLangkah2 nya siip mnbak karna sy juga melakukan itu semua. Hehe
BalasHapuspenting banget ya bagi sebagai ibu untuk bisa menjaga kedekatan bersama anak. bahkan ibu bekerja kayak aku juga harus pintar-pintar membagi waktu agar bisa tetap dekat dengan anak
BalasHapusPantesan Mama Ivon deket banget sama anak-anak
BalasHapusAku pgn bgd ngajakin bocah baca buku cerita tp sllu gagal. Buku2nya mlah dipakai mainan sm bocah 😔
BalasHapussalut Mbak, semuanya sendiri dan masih sempat ngeblog, hebat euy=)
BalasHapusTooos mba aku di rumah juga sebisa mungkin membiasakan buat bacain buku cerita ke anak-anak.. :D Buku dino jd favorit anakku juga.. :D
BalasHapusHuwaaaa ternyata Ivon anak Jakarte hehe :D
BalasHapusDi rumahku juga sellau sedia Tempra buat jaga2 kalau anak rewel saat demam :D
Terimakasih Ma sudah mengasuh dan merawat anak-anak dengan baik, semoga kita bisa menjalin kedekatan dengan mereka baik secara lahir maupun bathin, aamiin.
BalasHapusmendongeng ini pekerjaan yang asyik bersama anak-anak
BalasHapusNice mbak, jd bisa belajar nanti klo jd orang tua hehe
BalasHapusOrang tua jaman now, musti menjalin kedekatan dg anak jaman now juga
BalasHapusAku juga awalnya mau fokus sama anak pertama dulu sampai dia sekolah SD..ehh ternyata Allah mempercepat kehadiran si kecil yang kedua 5 tahun kemudian. Paling cemas ya kalau anak sakit, makanga aku juga siapin obat penurun panas juga
BalasHapusMantep banget langkah langkahnya mba
BalasHapusJadi ibu memang tugas yang mulia ya mba. Memutuskan resign dan menemani insyallah menjadi bekal bonding bersama anak. Karena wkt tidak akan pernah tergantikan.
BalasHapusPenting banget ya ngejalin kedekatan dengan anak. Mudah-mudahan nanti aku bisa melakukannya thd ank2ku.
BalasHapusKebersamaan dengan anak memang sangat penting ya mba, seorang Ibu memiliki peran yang sangat dalam keluarga. semangat mba!
BalasHapusMakin dekat akan makin hangat ya hubungan ibu dengan anak. Jadi ingat gelesoran di kaki ibu dengerin beliau mendongeng
BalasHapusBonding time with kids is important! Sesibuk apapun kita sebagai orangtua, tetap harus bisa meluangkan waktu bercengkrama dengan anak-anak ya mbak.
BalasHapusDuo AI dan parents emang role model keluarga muda jaman now.
BalasHapusKEREN BANGET mbaaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ada banyak cara untuk berdekatan dengan anak2 ya mba, aku emang selalu menanamkan bonding bersama anakku dr dulj, jd sampe skrng walaupun aku sibuk, aku tetep suka menyempatkan ngobrol kalo mau tidur.
BalasHapusBonding dgn ortu khususnya ibu memang penting banget dlm tumbuh kembang anak ya mba. Ak sih mikirnya supaya kelak ketika mereka sewasa, mereka bisa nyaman curhat dg ibunya dan selalu nyaman berada di rumah dengan ortu.
BalasHapusSeneng bgt bisa menghabiskan wakt sm keluarga terutam anak2, aku jg bercita2 jadi irt yg bisa meluangkan waktu spenuhny buat anak2 drumah. Aku gak mau kehilangan Masa2 pertumbuhnnya,masa2 emas dlm tunbuh kembangnya.
BalasHapusTempra memang andalan banget. Aku juga selalu sedia di rumah utk jaga2.
BalasHapusibu dituntut siaga disaat anak sakit dengan menyediakan obat yang aman dan mudah dibeli :)
BalasHapus