|
DIY Ambalan untuk dekorasi dapur |
Saat masih remaja dan tinggal dengan orang tua, urusan rumah menjadi
tanggung jawab saya dan adik. Secara saya hanya tinggal bertiga, saya , adik
dan almarhum bapak, sementara ibu bekerja di luar negeri. Mau gak mau saya
sudah terbiasa dengan kegiatan membersihkan dan menata rumah.
Berbicara soal menata membersihkan dan menata rumah, diantara saya dan
adik, saya lah yang paling banyak berperan. Dari dulu saya hobi bongkar- tata
dekorasi di rumah. Baik ruang tamu, keluarga hingga yang paling sering adalah
kamar tidur saya dan adik. Yup, sejak kecil sampai lulus sekolah saya tidurnya
sekamar dengan adik, lha wong sama-sama perempuan aja. Sehingga gak perlu kamar
terpisah.
Belajar Otodidak Dekorasi Rumah
Soal dekorasi rumah, bukan yang wah atau seperti desain interior rumah
gitu ya. Namanya juga waktu itu masih remaja, kalau lihat posisi lemari udah
terlalu sering bawaannya kan bosen tuh. Jadilah dipindah-pindah posisinya. Bahkan
saking hobinya dekor rumah, saya pernah bikin lemari sendiri dari bamboo. Jangan
dibayangin lemarinya bagus seperti buatan tukang yak, meskipun almarhum bapak
adalah tukang serba bisa.
Saat itu iseng saja sih, karena gak punya lemari yang memadai, sementara
di belakang rumah ada kayu menganggur. Jadilah lemari ala-ala untuk menata buku
dan pernak-pernik sekolah. Sementara dinding kamar dihiasin dengan poster band
idola kala itu macam Sheila on 7 sampai boy band luar negeri hihihi.
Saya belajar mendekorasi rumah pastinya secara otodidak, sering membaca
dan melihat desain rumah di majalah. Saking sukanya, kalau luang saya suka
bikin pritilan buat dekorasi rumah, seperti vas bunga dari botol plastik, bunga
dari sedotan supaya rumah lebih terlihat menarik dan hidup. Hal tersebut pun
terbawa hingga kini saya berumah tangga dan memiliki rumah sendiri.
Membuat Dekorasi Ambalan Sendiri
Urusan mendekorasi rumah, tentunya saya yang paling banyak berperan. Sesekali
sih saya diskusi dengan suami juga, misal saya pengen ruang tamu begini, dapur
dikasih ini dan dia hanya mengiyakan saja. Seperti waktu saya ajak bikin pagar
depan rumah sendiri dari kayu palet. Itu ide dari saya dan dia membantu
mewujudkannya.
Nah, beberapa lalu waktu lalu saya menyempatkan untuk merapikan dekorasi
teras yang sudah berantakan banget. Dilihat serasa teras penuh dan gak nyaman. Saya
mulai memilah mana yang masih bisa dimanfaatkan dan mana yang perlu dibuang. Supaya
teras terlihat lebih lapang dan menarik. sampai pada tertuju pada sebuah rak
yang menempel pada dinding pagar teras.
Awalnya, kayu tersebut saya dapatkan dari rumah ibu mertua. Saya meminta
tolong pada kakak ipar supaya dipotong sekitar 60 cm panjangnya, nantinya saya
gunakan untuk alas poto. Kala itu saya baru keranjingan belajar food
photography. Biar properti alas foto yang beragam sehingga bikin sendiri
ketimbang beli satu paketnya sekitar 85 ribu.
|
kayu bekas untuk alas photo |
Kayu yang sudah dipotong tersebut sebagian sisinya saya cat warna hijau
dan sisinya saya biarkan sesuai warna aslinya. Supaya bisa dipakai bolak-balik
karena bisa dibongkar pasang. Usai jadi, beberapa kali saya sempat memakainya
untuk pemotretan makanan. Namun seiring waktu, saya berubah pikiran dengan
fungsi kayu tersebut. karena koleksi alas foto saya sudah bertambah dengan
motif lain yang lebih beragam dan bagus. Sehingga timbul ide baru untuk
menyulapnya menjadi rak tanaman di teras.
Saat menjadi rak untuk tanaman cukup bertahan lama hingga akhirnya saya
beberes lagi dan berpikir ulang lagi untuk ide lainnya. Berhubung bentuknya
sudah menjadi rak, amat sayang kalau harus dibongkar lagi. Saya pun gak sengaja
melihat model ambalan masa kini untuk dekorasi rumah. Aha, kenapa gak disulap
menjadi ambalan saja. Mengingat kalau
beli ambalan di toko dekorasi rumah seperti
ACE atau Informa harganya kan lumayan
menguras kantong.
|
DIY ambalan sebelum di cat |
Saya pun memutar otak agar rak tersebut bisa menjadi ambalan yang menarik
tanpa mengubah bentuknya. Tercetuslah ambalan model rumah, saya tinggal
menambah bagian atapnya sehingga menyerupai bentuk rumah. Nah, kayu yang
digunakan untuk atapnya ini juga tadinya alas foto juga, cumin saya kurang sreg
dengan teksturnya yang agak kasar. Sudah coba diamplas, hasilnya tetap saja.
|
proses pengecatan |
Semua saya lakukan sendiri di sela-sela anak tidur atau pas diasuh
neneknya, sementara suami bekerja. Yah, begitulah salah satu cara saya mengisi
waktu luang atau bahasa kekiniannya ‘Me Time’ gitulah. Saya rapikan rak bekas
tanaman tadi dengan menggergaji ujungnya supaya sama panjang, memaku kayu
atapnya. Setelah selesai, baru deh saya cat dengan warna favorit, biru.
Hasilnya? Tara jadi lebih menarik bila di temple ke dinding ruangan. Belum
puas sampai di situ, bagian bawahnya sengaja saya kasih kastok atau cantolan
yang bisa digunakan untuk menggantung sesuatu. Nah, mencari cantolan ini yang
agak susah seperti yang saya inginkan. Sempat bertanya lewat kontak facebook
teman saya, konon katanya beli via online. Ada juga yang sempat menyarankan untuk
mencari di toko bangunan.
|
dipasng cantolan dan coba ditempelkan dinding dapur |
Saya pun meminta suami mengantar ke toko bangunan yang lumayan gede,
siapa tahu lebih lengkap. Namun nyatanya tetap gak ada. Akhirnya saya pun beli
wall decor yang ada cantolannya serta beli kastok jadi. Nah, cantolannya ini
saya copot dan pasang di ambalan buatan saya. Jadi deh seperti yang ada di
benak saya. Senang dan puas rasanya bisa bikin dekorasi rumah sendiri.
Giliran sudah jadi, saya sempat bingung mau diletakkan dimana nih
ambalan. Kalau di ruang tamu dan keluarga sudah ada sehingga gak mungkin saya
taruh di sana. Kamar tidur? Sementara belum ada gambaran mau dikasih ambalan. Akhirnya
pilihan untuk ditaruh di dinding dapur sesuai dengan warnanya pula yang biru.
Terkadang mendekor ruangan pun gampang-gampang susah, apalagi saya yang cuma
otodidak. Bagaimana menata pernak-pernik dekorasi supaya letaknya presisi dan
nyaman di lihat. Begitupun saat saya hendak meletakkan di dinding sebelah mana
ambalan baru buatan saya tersebut. tadinya mau di taruh di dinding yang
menghadap ke barat, tapi kurang cocok menurut pandangan saya.
Kemudian saya coba letakkan di dinding tengah menghadap ke utara dan
sepertinya ini lokasi yang lebih tepat dan menarik dilihat. Ruang dapur kalau
di dekor dengan menarik, bagi saya bisa menambah semangat saat memasak, selain
itu juga jadi ruang makan yang asyik buat ngobrol setelah makan selesai.
|
Hasil akhir dan penambahan pernak-pernik ala dapur |
Membuat dekorasi rumah sendiri, selain memanfaatkan barang bekas secara
tidak langsung membantu mengurangi
limbah sampah. Selain itu juga menghemat
pengeluaran, budget yang tadinya buat beli pritilan dekorasi, bisa dialihkan
untuk yang lain atau dekorasi yang memang gak bisa dibikin sendiri seperti vas
bunga dari keramik atau kaca dll.
Nah, itulah kreasi ambalan buatan sendiri untuk dekorasi rumah keluarga
biru, tepatnya dekorasi ruang dapur. Teman-teman juga bisa membuatnya dengan
memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, misal kayu palet bekas, atau kardus
yang tebal.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat...
Ivonie
Zahra