Menghadiri Talkshow Buku Cerita Seru dari Raja Ampat Di Gramedia Basuki Rahmat Malang
Kak Widya Ross Menceritakan proses bukunya |
Akhir Pekan Menghadiri Talkshow Buku Cerita Seru dari Raja Ampat. Biasanya akhir pekan saya manfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga. Atau
merencanakan berlibur ke suatu tempat misalkan ke tempat wisata yang sedang
hits di Malang atau daerah sekitarnya. Namun akhir pekan lalu, saya sengaja
tidak kemana-mana. Padahal bisa dibilang akhir pekan yang panjang karena
tanggal merah jatuh pada hari Jum’at.
Selain itu, sejak hari Kamis Mas Aiman gak masuk sekolah karena mendadak
badannya agak demam. Hal itu semakin menguatkan waktu akhir pekan ini gak
berencana bepergian. Hanya saja hari Minggu, saya meminta suami untuk mengecat
ulang lemari gantung dapur dan saya beberes rumah. Anak-anak saya biarkan
bermain di sekitar rumah dan main ke rumah neneknya yang tak jauh dari rumah
saya.
Menuju Toko Buku Gramedia Malang
Walaupun tidak ada sepenuhnya rencana bepergian, Minggu sore saya bakal
menghadiri acara talkshow buku terbaru teman. Jauh hari saat acara diumumkan
via facebook, saya sengaja mendaftar untuk menghadirinya. Lho kok pakai daftar
segala? Iya, karena keterbatasan tempt sehingga yang sudah mendaftar terlebih
dahulu diprioritaskan.
Para Peserta, ada yang datang dari Sidoarjo |
Namun pagi harinya suami sempat memberitahukan kalau bulek saya menawari
ajakan ikut ke pantai. Aduh duh..duh..jelas saja itu tawaran yang mengiurkan. Padahal
beberapa waktu lalu lewat obrolan santai saya menyampaikan pada suami kepengen
main ke pantai di Malang Selatan. Eh, ini mendadak ada tawaran kan bikin saya jadi galau. Tapi...karena saya
sudah mendaftar acara talkshow buku, tentu saja melambaikan tangan pada ajakan
bulek saya ke pantai, hiks.
Tidak akan ada kesempatan dua kali untuk menghadiri talkshow buku untuk
anak-anak ini. Secara saya sudah ketinggalan pas bukunya yang lain pernah
diadakan acara yang serupa. Jadi hati saya mantab memilih tetap ke acara
talkshow. Kok ya pas kebetulan, Minggu sore ada acara karnaval sebagai
rangkaian memeriahkan HUT RI ke-72 di dekat rumah saya.
Suami yang lebih tertarik untuk menonton acara tersebut, kalau saya sih
sudah bosen alias gak begitu antusias karena acaranya ya bakal gitu-gitu aja
hehe. Waktu sudah mendekati pukul tiga sore, saya bergegas mempersiapkan diri
untuk ke tempat acara yang tak jauh dari rumah. Namun sepertinya saya bakal
terlambat karena mendekati jam setengah empat baru berangkat ke toko buku
Gramedia dekat alun-alun kota.
Saya meminta suami untuk agak cepat mengendarai motornya. Sudah dipastikan
acara telah dimulai. Beruntung jalanan menuju toko buku lancar jaya sehingga
sepuluh menit kemudian sampai di depan toko. Saya cuma diantar saja sampai
depan, sementara suami pulang dulu karena anak saya yang pertama dititipkan
sama budenya pas nonton karnaval. Saya pun buru-buru masuk dan sempat bertanya
dimana ruangan talkshow berlangsung.
Talkshow Buku Cerita Seru dari Raja Ampat Oleh Widya Ross
Benar saja, acara sudah dimulai ketika saya sampai di lantai 3 toko buku
gramedia. Saat itu Kak Widya Ross
sedang menyampaikan cerita tentang buku barunya yang mengisahkan cerita untuk
anak mengenai salah satu pulau di ujung timur Indonesia, Raja Ampat, Papua Barat.
Bersama Mbak RF. Donna |
Saya lekas mencari tempat duduk yang masih kosong, beruntung ada kursi
kosong dekat dengan mbak RF. Donna yang juga teman saya dan seorang penulis
buku anak. Saya sempat berbasa-basi sebentar kemudian tak lupa mengabadikan
berlangsungnya acara dengan kamera smartphone. Meskipun terlambat, saya masih
beruntung karena acara belum sampai selesai.
Sambil menyimak Kak Widya Ross menceritakan proses penulisan bukunya,
saya tak lupa membagikan foto acara di sosmed seperti instagram. Karena bakalan
ada kuis bagi yang memposting foto selama acara dengan hastag tertentu dan akan
hadiah menarik berupa buku Cerita Seru
dari Raja Ampat.
Menurut Kak Widya, proses penulisan buku tersebut agak panjang karena
butuh persiapan yang matang. Bahkan saat naskah sudah selesai dan ditawarkan ke
beberapa penerbit sempat mmengalami penolakan. Namun pada akhirnya naskah
cerita anak tersebut menemukan jodohnya yaitu di penerbit buku BIP ( Bhuana
Ilmu Populer) yang termasuk dalam kelompok Gramedia. Emang iya sih, secara
koleksi buku anak yang saya belikan juga kebanyakan dari penerbit tersebut
termasuk buku yang sampulnya hardcover gitu.
Selain itu, menurut penulis, kita bisa menuliskan cerita dengan setting
suatu daerah tanpa harus pernah datang ke daerah tersebut. Bagaimana caranya? Ada
banyak misalnya dengan melalui riset, browsing di internet, membaca banyak literatur
yang membahas tentang suatu daerah dan lainnya. Memang membutuhkan waktu yang
tidak sebentar agar cerita yang dituliskan benar-benar menemukan feel-nya.
Kak Widya juga menyampaikan, bahwasannya minat baca orang Indonesia masih
tergolong rendah. Hal itu berani dia sampaikan karena dari pengalaman yang dia
dapatkan saat mengunjungi sebuah toko buku. Ada seorang ibu pengunjung toko
buku yang melarang anaknya membeli buku yang disukai anaknya lantaran dibilang
mahal. Padahal, barang yang dia bawa beragam dan tak kalah mahal ketimbang si
buku tadi. Miris bukan?
Pada kesempatan tersebut Kak Widya juga menyampaikan beberapa hal kenapa
kalian wajib mempunyai dan membaca buku Cerita
Seru dari Raja Ampat. Beberapa poin yang disampaikan sudah saya tulis dalam
caption postingan diinstagram. Kepoin yak, sekalian difollow juga boleh
#teteppromo #fakirfollower
Tips Mengali Ide Menulis Cerita
Bagi kak Widya Ross, alasan dia menulis bukanlah untuk mencari ketenaran
atau terkenal melainkan menulis untuk menghibur anak-anak dengan cerita yang
seru. Hal tersebut belajar dari
pengalaman masa kecilnya yang suka membaca dan dibacakan cerita. Nah, sekarang
saatnya dia yang menuliskan cerita anak-anak.
Pada sesi terakhir juga diadakan tanya jawab, saya yang tak punya
persiapan tentu saja jadi bingung mau mengajukan pertanyaan. Selain itu saya
sudah lama tak berkecimpung di dunia menulis cerita atau buku. Yup, jauh
sebelum saya ngeblog pernah merasakan yang namanya dunia menulis cerita atau
buku. Cuman bukan cerita anak, tetapi cerpen, puisi maupun novel. Sempat menerbitkan
novel bareng dua teman penulis sewaktu kerja di Hong Kong dulu. Sayangnya,
sudah lama vakum sejak memutuskan menikah, hamil dan merawat anak-anak.
Peserta dari Sidoarjo mengajukan pertanyaan |
Jadi, saya lebih banyak menyimak pertanyaan para peserta yang datang. Ada
beberapa pertanyaan yang diajukan dan sebagai ungkapan terima kasih mendapat
souvenir dari toko buku Gramedia pada peserta yang bertanya. Salah satu
pertanyaanya mengenai tips menggali ide menulis. Karena menurut peserta, Kak
Widya Ross termasuk penulis yang produktif dengan seringnya naskah ceritanya
diterbitkan penerbit Mayor. Berikut jawaban yang sempat saya catat.
-
Terbiasa produktif sejak menulis di media. Karena
hal tersebut bisa jadi pemacu semangat untuk menulis banyak cerita. Bahkan menargetkan
kalau bisa sehari satu cerita.
-
Paling suka menulis cerita anak. Karena lebih
excited dan kaya imajinatif.
-
Memiliki amunisi yang banyak dengan cara
membaca.
-
Mengurangi sosmed. Karen ini godaan paling berat
dan menyita waktu.
-
Menulis tidak tergantung pada mood. Mungkin diawal
saja, selanjutkan tidak karena konsisten dalam menulis.
-
Setiap hari dilatih dengan menulis mulai dengan
100 kata dan bertahap untuk berikutnya.
-
Menentukan zona nyaman dalam menulis. Misalnya,
pagi sebelum subuh atau setelah sholat Subuh.
-
Passion dan niat yang kuat.
Nah, itulah beberapa
tips yang disampaikan. Kalau kalian berniat ingin serius menulis cerita dan
dibukukan tak ada salahnya dicoba. sebelum acara benar-benar ditutup, diumumkan
pula pemenang kuis di facebook dan instagram. Saat salah satu peserta
disebutkan sebagai pemenang versi facebook, saya turut senang dan yah biasa aja
sih. Namun pas pemenang instagram disebutkan dan itu nama saya, excited dong. Gak
nyangka aja, soalnya niat posting buat nambah-nambah konten gitu biar instagram
gak berdebu ahahhaha.
Dapat hadiah buku dan foto bersama penulisnya |
Foto bersama peserta |
Pokoknya senang banget
memiliki buku ini, secara anak saya yang pertama suka cerita yang berbau ada
hewannya gitu. Tak terasa waktu makin sore bahkan menjelang Magrib, acarapun
ditutup dengan foto bersama antara penulis, pembaca acara dan peserta talkshow.
Oh iya, tentang isi cerita bukunya, nanti saya bikin postingan tersendiri ya. Saya
mau baca dulu dan dibacakan pada anak-anak, ditunggu ya.
Semoga Bermanfaat dan Menginspirasi
Ivonie Zahra
Semoga Bermanfaat dan Menginspirasi
Ivonie Zahra
Okee ditunggu mbaa cerita dari bukunyaa hhe
BalasHapusPenasaran ma cerita di bukunya. :D
BalasHapusAcara yang sangat seru. :D Andai ada juga di sini
BalasHapusjadi pengen lihat bukunya, ilustrasinya keren ya
BalasHapusMakasih ya, Mbak Ivonie 😊. Asline aku pas talkshow malu liat Mbak Ivonie senyam senyum sama Mbak Dhonna 😂.
BalasHapusWah enaknya dapat bukunyaa..mba ivon ayo semangat nulis novel lagiii..
BalasHapusBu menteri juga ayo semangat hehehe
HapusBu menteri juga ayo semangat hehehe
HapusDitunggu ulasan bukunya, Mba.
BalasHapusRaja Ampat itu mimpi yang belum terwujud.
iya ya minat baca memang masih rendah ya di negeri ini. Tapi dengan hadirnya penulis seperti kak widya dengan pengalamannya bercerita tuk anak- anak semoga semoga ortu2 mau meluangkan waktu membacakan cerita tuk anak2 yang nantinya akan menularkan juga minat baca pada anak
BalasHapusWahh Selamat ya Widyaa, kereen...Makasih sharingnya ivon, Selamat ya menang bukunya. Mengurangi sosmed nii betul banget biar produktif hiks
BalasHapusKalau memang kerjanya di medsos, gak papa mbak hehe.
HapusKalau memang kerjanya di medsos, gak papa mbak hehe.
Hapussama...nunggu review bukunya aja deh
BalasHapuskayaknya kok seru hehehe
Wahhh keren ih, si penulis bisa membuat buku tanpa harus datang ketempatnya. daya imajinasinya pasti top banget nih.
BalasHapusAduh pengen deh kesana, raja empat impian banget
BalasHapushttp://www.kompasiana.com/rakyatjelata
Jadi penasaran ma isi buku buku Mb Widya nih..
BalasHapusaaakh kok jd pengen ke raja ampat :)
BalasHapusBisa yaa nulis tentang suatu lokasi tanpa pernah dtg kesana. Biasanya kn akan lbh mengalir klo kita udh pernah menginjungi tempat itu ya. Hebat ya imajinasinya. Kayanya perlu dicoba nih.
BalasHapusRaja ampaaat! Pengen kesanaaaa, minimal baca buku itu sudah sedikit mengobati rasa penasaran, hehe
BalasHapusWuiihhh, Raja Ampat, blm pernah ke sana, siapa tau secepatnya bs ke sana ahh :)
BalasHapusIni buku harus punya neh, kebetulan anak lagi suka baca buku bercerita gitu.
BalasHapusWah Raja Ampat itu sesuatu banget. Idenya bagus menuangkannya lewat fiksi anak. Salam arema mba Ivon, salam satu jiwa:)
BalasHapusAku suka dengan desain covernyaaaa... Jadi penasaran di dalamnya ada gambar - gambarnya atau hanya tulisan aja?
BalasHapusDuh, kapan ya bisa ke raja ampat...?
BalasHapuswow,makasih banget tips menulis buku cerita Anak, dengan contoh buku Cerita Seru dari Raja Ampat keluaran penerbit mayor BIP.
BalasHapusdari cerita seru, timbul keinginan untuk kesana. Mantab.. mudah2an bisa ke Raja Ampat.. nanti Sept ini ada kegiatan di Manokwari, minta pindahin ah ke Sorong wkwkwk
BalasHapusWo'oo..ternyata iluatrasinya bergambar anak. Pasti isi bukunya unik dan menarik
BalasHapusEkspektasi Saya sebelumnya akan bercover icon Raja Ampat.
Ditunggu untuk review bukunya mbaa :))
BalasHapusWah kmrn ke Gramedia aku lupa cari bukunya.
BalasHapusKudu dibaca yaaa. Skrng penulis, blogger, traveler eksplor Raja Ampat, moga selanjutnya pemerinta yg mikirin gmn caranya warga lokal bisa dengan mudah ke Raja Ampat, masa kalah ma turis hiks
Tips menulis dari Widya Ross sangat bermanfaat sekali. Karena untuk fokus menulis sehari 100 kata dan sosmed itu sering membuat pikiran terbagi
BalasHapusJadi pengen mbeliin kakak refa bukunya mbakkkk...keren ni...makasih infonya mbak ivone
BalasHapusWah tips nya oke... dari dulu aku pengen ke raja ampat tapi blom kesampaian.. biaya nya mahal soalnya
BalasHapusMba Widya Ross memang senang nulis buku anak2 ya. Rasanya saya tau nama Mba Widya dari twitter penerbit. Penulis di 3 Serangkai juga nggak ya. Keren, bahasannya tentang raja ampat, memang riset mesti lengkap ya, apalagi kalau belum berkunjung ke sana.
BalasHapus