Pernah melihat anak yang masih balita sudah pinter ngomong pakai bahasa inggris? Saya pernah
dong dan terkagum-kagum pastinya. Maklum saja, saya yang sudah dewasa dan
menikah payah banget urusan bahasa inggris. Pernah juga terpikir untuk
mengajari anak-anak saya bahasa inggris sejak dini. Akan tetapi banyak kendala
yang mesti dihadapi, salah satunya dampak kalau masih kecil dikenalkan banyak
bahasa bakal telat ngomong.
Saya pun urung menerapkan hal tersebut pada Mas Aiman. Padahal ya, sejak
dia suka nonton video edukatif yang dicarikan suami via youtube suka menirukan.
Selain tulisan yang tertera juga disertai bunyi, sehingga saat sering
ditayangkan kelamaan Mas Aiman bisa hafal dan menirukan meski aksennya jelas
ala anak balita hehe.
Sampai akhirnya saya mendapat
undangan bersama teman-teman BloggerCrony, menghadiri talkshow pada hari Sabtu,
15 Juli 2017 di Food Society Pakuwan Mall Surabaya. Acara tersebut bertajuk “
How to Help Your Kids Learn English” dengan mengundang narasumber psikolog
ternama Roslina Verauli, S.Psi, M.Psi sekaligus dua pasangan artis yang
merupakan brand ambassadors English First yaitu Donna Agnesia dan Darius
Sinathrya.
Acara talkshow dibuka dengan perkenalan sekaligus performance para
siswa-siswi English First dalam berbahasa inggris. Kemudian tiba waktunya
kesempatan menyimak materi yang disampaikan oleh Roslina Verauli atau yang
biasa disapa Mbak Vera.
Bilingualisme dan Perkembangan Area Berbahasa pada Korteks Otak
Di masyarakat masih banyak berkembang kalau bayi harus menguasai bahasa
ibu terlebih dahulu, yang artinya jangan dikenalkan bahasa lain. Padahal faktanya
tidak demikian, Golden Moment perkembangan area berbahasa pada korteks otak
justru di 6 tahun pertama, dengan puncaknya di 1 tahun pertama kehidupan bayi
tersebut.
Sedangkan menurut teori perkembangan berbahasa, Naom Chomsky dalam otak
manusia sudah lebih dulu ada program yang disebut Language Acquition Device
atau LAD yang memungkinkan bayi melakukan analisis dan memahami aturan dasar
bahsa yang mereka dengar. Bayi memiliki kapasitas bawaan menguasai bahasa. Maka
tak heran kalau ada anak yang bisa bahasa lain, padahal ibunya tak pernah
mengajarkan.
Oleh sebab itu tak ada salahnya mengenalkan bahasa lain saat bayi lahir. Biasanya
yang jadi masalah orang tua, anak nantinya akan mengalami bingung bahasa atau
Code Switching. Padahal bingung bahasa atau code switching atau language mixing
merupakan bagian dari proses menguasai kedua bahasa dengan baik. Seiring usia
kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Selain itu, psikolog yang biasa mengisi acara di Trans Tv ini menekankan
bahwa untuk mengoptimalkan upaya penerapan bahasa asing pada anak dibutuhkan
komitmen, konsistensi, dan system support di sekitar anak. Mbak Vera juga
menyampaikan bahwa stimulasi merupakan hal mendasar dalam merangsang kecakapan
berbahasa asing anak. adapun stimulasi tersebut diantaranya :
-
Merespon bunyi-bunyi dari bayi dengan bunyi atau
kata
-
Memberi perhatian dan komentar pada apa yang
anak lihat
-
Bermain social games
-
Melibatkan anak dalam bermain pura-pura
-
Melibatkan anak dalam percakapan sehari-hari
Menurut Mbak Vera, stimulasi sekecil apapun penting dalam mengenalkan
anak pada bahasa asing. Akan tetapi tidak lupa lingkungan sekitar yang disebut
system support haruslah dibangun untuk membesarkan anak multilingual.
Nah, mengenai penggunaan teknologi sebagai alat bantu belajar bahasa
Inggris, Mbak Vera menjelaskan, “ Bahasa merupakan perilaku social, dibutuhkan
interaksi yang aktif antara anak dan orang tua atau pendamping di sekitarnya,
bukan hanya antara anak dengan gawai atau computer.” Intinya, penggunaan
teknologi bisa membantu anak belajar bahasa Inggris, asal didampingi oleh guru
atau orang tua.
Lha terus kalau orang tuanya sendiri gak mahir bahasa asing seperti
bahasa Inggris gimana dong? Kan katanya harus mensupport dengan banyak
interaksi menggunakan bahasa Inggris? Masukkan saja ke penyedia jasa kursus
bahasa Inggris seperti English First. Benar saja sih, lha selama ini yang lebih
baik segi bahasa Inggris-nya di rumah ya suami. Saya dulu kebanyakan tidur
kalau guru sedang menerangkan hehehe. Selain itu, kesulitan terbesar saya ada
pada pengucapan bahasanya. Malah sering diketawaain sama suami karena saya
salah mengucapkannya
Pada kesempatan yang sama, Donna Agnesia dan Darius Sinathrya
menyampaikan pengalaman mereka selama membesarkan anak multilingual.
“Ketiga anak kami terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap
hari, padahal mereka sekolah di sekolah nasional,” ujar Donna. Mereka rajin
memberikan stimulasi bagi ketiga anaknya melalui berbagai cara, missal mengajak
mereka berkomunikasi dalam bahasa Inggris di rumah, dalam bermain sehingga
kelamaan anak jadi terbiasa.
Akan tetapi kesibukannya sebagai selebriti , Donna dan Darius manyadari
ketiga anaknya membutuhkan lingkungan berbahasa Inggris yang suportif selain di
rumah, apalagi mereka kerap tidak bisa menemani anak-anak belajar atau bermain
sepulang sekolah. Maka dari itu, mereka mempercayakan English First sebagai
patner dalam mendidik ketiga anak dalam berbahasa Inggris sejak tahun 2012. Tak
terasa waktu jua yang akhirnya mengakhiri talkshow yang padat akan ilmu
mengenai stimulasi anak berbahasa asing sekaligus membantah mitos yang sering
beredar di luaran.
Usai acara talkshow, saya dan teman-teman sempat diajak mengunjungi
langsung tempat sekolah English First yang berada di PTC Surabaya yang berada
di lantai dasar. Di sana saya diperlihatkan fasilitas penunjang sekaligus kelas
yang digunakan untuk proses belajar bahasa Inggris. Mulai dari area kitchen,
ruang kelas untuk anak-anak hingga dewasa.
Ada anak temenku, dikenalin lah anaknya bahasa inggris dr kecil. Efeknya bahasa ibu jadi gak kepake malahan gak fasih. Menurutku ini efek lainnya.
BalasHapusCuma buatku, kenapa dulu aku gak belajar bahasa inggris... Makan roti terus kaya bule :(( penting banget bahasa inggris buat dewasa.
EF ini terkenal banget mb
BalasHapusAku jg pengin anakku bisa jago bhs inggris kayak murid2ku di sekolah. Tk aja mereka dah fasih hahaha
Smg aiman nanti jg pandai banyak bahasa yaa.
Seru ih ketemu artis di situ
English is a must to prepare the next generation for a tight competition.
BalasHapusBest!
Cerita Deddy Huang sama seperti cerita temanku. Anaknya sejak kecil dikenalkan bahasa Inggris. Ada efek lain yang bikin si anak jadi nggak bisa berbahasa Indonesia dengan baik, akhirnya sekolah meminta si teman untuk mengajarkan bahasa ibunya terlebih dahulu, jika sudah baik baru bahasa asing. Dan anaknya itu akhirnya dikursuskan bahasa Indonesia. Saat ini anaknya masih SD.
BalasHapusKalau aku pribadi, baru sebatas mengenalkan saja. Bahasa sehari2 tetap bahasa Indonesia. Belum sampai pada tahap wajib kursus karena di sekolah sudah dapat. Itu sudah cukup. Nanti kalau sudah lulus SD baru kursus serius. Tapi kembali ke masing2 ortu, kalau tingkat kebutuhan ortunya (bukan kebutuhan anak) tinggi, ya kursus. Kalau sejauh ini, anakku sudah cukup dari sekolah dulu bahasa inggrisnya karena di sekolah sudah dwi bahasa :)
Kalau Prema banyak belajar bahasa Inggria secara tak langsung dari film-film Disney yang ditontonnya. Kadang dengan pedenya dia ngomong/nyanyi dalam bahasa Inggris, kalau salah ya kami benerin
BalasHapusSekarang sih setelah masuk SD memang ada pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya. Basic banget. Tapi lumayan, minimal mengenal beberapa kata dan kalimat2 pendek jadinya
Kalo aku kok malah kepengen mengajarkan sebanyak mungkin bahasa ke C ya. Tapi ya tetep bahasa utamanya adalah bahasa Indonesia yang biasa digunakan sehari-hari. Bahasa yang dipake di rumah saat ini bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. So far dese nggak kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia di sekolah. Malah logat jawanya medok banget. Hiyaaaa..... Maksud hati mau membiasakan bahasa mandarin juga, apa daya mamak bapaknya gak iso ngemeng mandarin. Hahahahahahaha........ Salam
BalasHapusSeneng banget sama mba Vera, kalau maparin bisa enak gitu. Aku setuju mengenalkan bahasa lain ke anak sejak dini. Ya sekarang Inggris dulu bahasa lain nya. Sekarang Bahasa Inggris rasanya sudah jadi persyaratan minimal kalau mau kerjaan bagus. Minimal bisa ngomong dan nulis in English. Jadi penting banget.
BalasHapusmemang sangat perlu mengenalkan bahasa inggris.. namun tetap harus diajari bahasa ibu atau bahasa daerah..
BalasHapusAku nyeseeel banget gak dari kecil kursus bahasa inggris. Sekarang dunia serba bergerak cepaaat. Ntar anakku pinginnya aku kursusin bahasa inggris deh.
BalasHapusMbaak... Anaknya temanku karna suka nonton video jd ngomongnya ke englis2an. Daaan... Emaknya gak bisa jawab. Wkwwkk....
BalasHapusaku aja kadang nyesel banget karena nggak dari kecil dikenalkan bahasa inggris terutama speaking itu menurutku penting banget. nanti kalau punya anak maunya dimasukin kursus sejak dini
BalasHapusAku malah konsen hg masalah bahasa inggris supaya anak2 kenal sejak dini.
BalasHapusJadi kalau mau belajarin anak bahasa inggris sih mulai aja, seperti kata Mbak Yonna gk usah peduliin kata org yg penting kita belajar :D
Apalagi emang ada keinginan suatu saat nanti bisa melancong keluar negeri, bila ada kesempatan...
Aku juga pengen masukin anakku ke EF mba cuman sekarang konsen dulu deh sama Tk-nya hehehe untuk saat ini belajar inggrisnya sama seperti pengalaman yang lainnya dikenalkan lewat film-film yang berbahasa Inggris kalau dirumah jadinya bahasa Indonesia, Sunda n Inggris campur sari karena aku juga masih so bad english-na hahaha
BalasHapusAku juga pengen ngajarin anakku bahasa inggris dari kecil, tapi bahasaku sendiri yo kacau T.T
BalasHapusSekarang Alif belajarnya dari disney junior kalau nonton Hi5, mayan udah bisa berhitung sampe 10. Alon-alon asal kelakon lah, :D