Beberapa waktu lalu saya berkesempatan liburan ke kebun teh. Ya, ini
masih berhubungan dengan cerita liburan akhir tahun. Sebenarnya sudah lama
mengetahui tentang KebunTeh Wonosari.
Baik dari blog teman, juga obrolan di grup WA para emak-emak hobi baking.
Secara ada yang rumahnya dekat daerah sana, saya saat itu sekedar menyimak
saja.
Awal minggu di akhir tahun, saya sempat diskusi dengan suami bahwa weekend ada rencana mau liburan
tipis-tipis kemana gitu. Kalau saya mengusulkan main ke Kebun Teh Wonosari
daerah Lawang. Seperti biasa, kalau suami yang ditanyakan seberapa jauh
lokasinya. Bisa dimaklumi sih, karena selama ini kami bepergian masih
mengandalkan sepeda motor. Sehingga jarak lokasi bener-bener diperhitungkan. Saya
menyemangatinya dengan bilang deket. Secara ke pantai di daerah Blitar Selatan
saja bisa kami jelajahi, masa ini yang menurut saya dekat gak bisa. Akhirnya
dia pun mau, lagipula ini kan liburan tipis-tipis ya dibuat santai saja.
Tadinya ingin berangkat lebih pagi biar tidak terlalu panas di jalan dan
waktu di sana lebih panjang. Akan tetapi kenyataannya malah molor karena rempong
dengan urusan anak. Menjelang jam 10, saya baru berangkat dari rumah. Agar
tidak terjebak macet, suami memilih jalur alternatif yang biasa dilalui. Selain
macet, cuaca panas pun mulai menyengat. Begitu masuk pertigaan Karang Lo,
kendaraan mulai padat merayap sampai Pasa Singosari, selebihnya jalanan menjadi
lancar. Saya mengusulkan pada suami lewat daerah Singosari saja supaya lebih
dekat.
Pesona Pemandangan Gunung Arjuna
Jalur menuju Kebun Teh Wonosari terdapat dua, bisa lewat Singosari atau
lewat Lawang. Dan saya memilih lewat Singosari, sebelum berbelok arah, saya dan
suami sempat bertanya pada tukang ojek yang lagi berkumpul di pangkalan. Oleh mereka
saya diberitahu jalaur ke Kebun Teh Wonosari berbelok di gang jalan sebelahnya.
Bener saja, setelah berjalan beberapa meter terdapat plang penunjuk arah ke
Kebun Teh Wonosari. Sayangnya saya tak sempat mendokumentasikannya karena
keburu berbelok begitu menemukannya.
Bila memilih jalur ini, awalnya saya melewati daerah perkampungan. Jalannya
pun sempit dan tidak terlalu mulus, hanya saja sesudahnya kita disuguhi
pemandangan yang menyegarkan mata. Usai perkampungannya saya melewati
persawahan dengan latar gagahnya Gunung Arjuna. Ada banyak bebukitan batu yang
sepertinya sedang ditambang, entah ada perusahaan yang menaunginya atau malah termasuk
dalam penambangan liar. Saya hanya mengamati sambil motor terus dipacu oleh
suami sehingga tak sempat mendokumentasikannya.
Selain penambangan, sejauh mata saya memandang sepanjang perjalanan
menuju kebun teh, terdapat pula peternakan tawon yang tersimpan dalam kotak
kayu berderet di sebuah pekarangan. Baru setelahnya saya sempat berhenti,
selain istirahat sejenak, Mas Aiman haus minta minum. Kalau Baby Aira bisa
dipastikan sepanjang perjalanan dia tertidur di gendongan. Semakin ke atas,
udaranya semakin terasa semilir dinginnya. Pertanda daerah kebun tehnya semakin
mendekati. Kebun tersebut berada pada ketinggian 950 – 1250 dari permukaan
laut. Kebun teh ini terletak di antara perbatasan Malang – Surabaya. Tepatnya 6
kilometer dari Kota Lawang dan 30 kilometer dari Kota Malang bagian utara.
Landscape Kebun Teh
Wonosari
Perjalanan panjang itu pun sampai di titik akhir, Kebun Teh Wonosari. Sempat
kaget sejenak karena jalanan pas ke pintu masuknya rusak dan belum ada
tanda-tanda diperbaiki. Untungnya mata saya langsung dimanjakan oleh hamparan
kebun teh yang menghijau. Tapi perlu bersabar, karena bukan di depan lokasinya
melainkan masih masuk ke dalam. Kebun teh ini satu-satunya di Malang dan
dijadikan wisata agro dengan luas 1444 H.
Saya dan suami sampai juga di pintu masuk yang menurut saya sederhana. Biaya
masuknya cukup terjangkau. Untuk hari Senin-Sabtu tarifnya 10.000, sementara
hari libur atau Minggu, tarifnya 15 ribu akan lebih murah lagi apabila datang
rombongan dengan mobil. Saat itu saya bayar 22.00 dua orang dewasa, satu
anak-anak dan bayi.
Suami memarkirkan motornya tepat di samping pabrik teh. Sebelum menikmati
keindahan kebun teh, saya dan suami memutuskan untuk sholat Dhuhur terlebih
dahulu. Kebetulan sampai di kebun teh memasuki waktu sholat. Selesai sholat
saya mulai mengeksplor area menuju kebun teh.salah satunya mencari tempat
makan, karena saya sudah cukup kelaparan mengingat pagi tidak sempat sarapan. Tujuan
tempat makan kami di Tea House, di sana sudah cukup ramai pengunjungnya yang
sedang makan dan minum teh. Ternyata tidak hanya itu saja, sebagian ada yang
sedang menunggu giliran kereta kelinci.
Begitu memasuki cafe, saya langsung menuju kasir karena pemesanan
langsung di sana. Menurut saya menunya terbatas, ada bakso, aneka lalapan
seperti ayam dan ikan, soto dan rawon. Saya menjadi kurang berselera atau
ekpektasi yang ketinggian ya hehhe. Pilihan saya pun jatuh pada bakso dan
minumannya teh lemon tanpa es, iya karena es-nya gak ada.
Wahana Wisata Di Sekitar Kebun Teh Wonosari
Saya tidak hanya dimanjakan oleh kebun teh yang hijau di sini, banyak
wahana wisata yang tersedia. Saat saya datang pabrik teh tidak buka, sehingga
tidak bisa melihat langsung proses pembuatan teh. Wahana yang ada di Kebun Teh
Wonosari diantaranya ;
1.
Pabrik Teh
Kalau hari biasa, pengunjung bisa
melihat langsung proses pembuatan teh langsung di pabriknya.
2.
Kereta Wisata
Bagi pengunjung yang ingin
menggelilingi kebun teh tanpa capek, bisa memanfaatkan wahana kereta kelinci
ini.
3.
Paint Ball
4.
Flying Fox
5.
Sepeda Air
6.
ATV
7.
Berkuda
Saya sempat memanfaatkan fasilitas
ini bersama Mas Aiman, selepas berjalan kaki menggelilingi kebun teh. Awalnya Mas
Aiman yang tertarik, sementara kalau sendirian saya khawatir jatuh. Akhirnya sekalian
saya temani, suami tidak tertarik dan lebih memilih menggantikan saya
menggendong baby Aira. Awal naik saya sempat tegang lho, maklum ini pertama
kalinya saya naik kuda. Meskipun sudah ada pawing yang menuntun tetap saja
takut jatuh. Beruntungnya hal tersebut tidak berlangsung lama, saya mulai bisa
menguasai keadaan dan ritme jalannya sehingga bisa lebih rileks. Mas Aiman yang
suka dengan binatang termasuk kuda, dia excited bisa menaikinya dan tidak takut
sama sekali.
8.
Kolam Renang
9.
Wall climbing
10.
Arena untuk olah raga dan bermain
Saya tidak sempat menikmati semua wahana yang ada, sebagian saja. Waktunya
yang tidak memungkinkan, bahkan ada yang memang sengaja tak sempat ke sana
seperti kolam renang.
Fasilitas yang Tersedia Di Kebun Teh Wonosari
Selain wahana yang sudah saya sebutkan di atas, di kebun teh ini juga
terdapat beberapa fasilitas yang bisa dinikmati.
1.
Hotel
Berhubung saya tidak ada niat
menginap, tentunya tidak bisa menikmati fasilitas hotel yang ada di sini. Kalau
rombongan memang akan lebih menyenangkan kalau menginap, ada hotel maupun
cottage di sekitar kebun. Sangat menyenangkan bisa istirahat dengan suasana
yang nyaman dan tenang karena areanya di perkebunan teh.
2.
Tempat Makan
Saat saya datang hanya satu tempat
makan yang terlihat. Ternyata saya salah, di dekat area olah raga terdapat
tempat makan lesehan yang cukup luas. Berhubung saya tidak berniat makan di
sini, saya pun tak mencobanya.
3.
Toilet Umum
Salah satu fasilitas vital yang
semestinya memang tersedia. Terdapat beberapa toilet umum di kawasan kebun teh
ini.
4.
Tempat Parkir
Tempat parkir untuk mobil, areanya
cukup luas, bersebelahan dengan lahan untuk camping. Sementara untuk sepeda
motornya menurut saya terlalu sempit, kontur tanahnya pun tidak rata dan
berkerikil sehingga kurang nyaman saat memarkir motor. Oh iya, sempat kejadian
kunci motor suami ternyata terjatuh dan ditemukan oleh tukang parkirnya. Kami memberi
uang sekedarnya sebagai ucapan terima kasih.
5.
Toko Oleh-Oleh
Saya mengalami kekecewaan di tempat
ini. Bukan karena pelayanannya, melainkan saat selesai menikmati kawasan wisata
dan hendak pulang niatnya mau mampir tokonya ternyata sudah tutup. Salah saya
juga sih, tidak tanya di awal jam operasionalnya. Sebelumnya sudah sempat masuk
untuk menanyakan soal tempat makan. Saya tidak sekalian beli produk olahan teh
dari kebun ini. Sebagai penyuka minuman teh, tentu saja amat disayangkan karena
saya juga belum tahu pasti kapan bisa ke sini lagi.
6.
Mushola
Terdapat mushola yang bersebelahan
dengan deretan cottage dan sebuah sekolah taman kanak-kanak.
Waktu sudah
menunjukkan sore dan cuaca mulai mendung. Saya dan suami bergegas meninggalkan
kawasan wisata kebun teh. Jalan menuju pintu keluarnya berbeda dengan saat
masuk dan suami memutuskan pulangnya lewat Kota Lawang. Kali ini pun perjalanan
pulangnya lebih santai. Itulah sedikit cerita perjalanan liburan saya di Kebun
Teh Wonosari Lawang bersama keluarga.
Lain kali ke sini lagi liat hotel, kolam renang dan wahana lainnya yang kemarin terlewat.
BalasHapusKalau ke sini lagi, sekalian nginep yak :D
HapusPernah kesini sewaktu ada acara rekreasi anakku yang TK. Sudah lama sih, sudah banyak perubahan ya.
BalasHapusAku suka tehnya, Rolas.
Es
Iya mbak, biasa buat acara outing anak TK.
HapusSepertinya begitu dibanding saya pernah baca postingan teman
kayaknya adem ya mbak... beberapa waktu yg lalau saya masih gagal ke sini karena waktu yg gak terkejar.... mantap yah Landscape gunung arjuna mantap
BalasHapusIya, adem tempatnya.
HapusCocok buat refresing kalau sumpek sama aktifitas harian yang padat, apalagi buat yang kerja hehehe
Waaah cantiik, sayang waktu ke Malang ngga sempet kesini.. padahal enak ya banyak fasilitas buat anak2 :D
BalasHapusIya mbak. Kalau main ke Malang lagi bisa main ke sini. Seru bareng keluarga apalagi nginep hehehe
HapusIni tempat favoritku ama suami klo pas mudik trus pengen piknik tipis2 Von... Lebih enak sih nginep. Trus malemnya ikut tur liat proses pembuatan teh. Trus paginya trekking ke kebun teh. Nyenengin banget...
BalasHapusWuiiih, jadi favorit ya mbak. Sepertinya kalau nginep emang asyik ya.
HapusPengen deh jadinya nginep ke sini lain waktu hehehe
Aku pikir kebun teh Wonosari ini di Jogja lho... 😅
BalasHapusGegara Wonosari-nya ya mas. Berarti Wonosari Jogja familiar banget ya
HapusAku baru tau peternakan tawon itu dikotak2in begitu. Tadi liat sekilas, kirain batu nisan. Pas liat lagi dan baca narasinya baru ngeh itu kotak tawon
BalasHapusAku suka banget lihat2 kebun teh. Hijau segar dan bikin adem. Pohon2nya berjajar rapi membentuk barisan. Asik juga ngeliat Mas Aim naik kuda, pasti dia excited banget ya
Baca postingan ini, aku jadi keingetan belum nulis soal kebun teh Tambi di Dieng tempo hari, padahal sempet nginep dan wisata kebun teh juga
Mbak ivone keren bergamis tapi bisa naek kuda #gagal fokus
BalasHapusIya mbak, soalnya gamis lumayan lebar jadi tetap nyaman dipakai naik kuda hehehe
HapusKebun tehnya luas sekali ya bun~ :D
BalasHapusAsik banget kalau ke sana bareng keluarga~
Naik kudaa, aiih pengen banget nih mulai dari kecil, sayang di kalimantan kudanya jarang dan kecil-kecil.
BalasHapusEh iya, Idem ama mba Vety diatas, hebat naik kudanya bisa pake gamis :D
Salam kenal.
waaah... pas sy ke sini 7 tahun yg lalu kok belum sebagus itu ya mbak?
BalasHapussaya pernah kesini dulu pas masih kuliah mbak
BalasHapusaih lucu banget bajunya biru sekeluarga :)
Jadi pengen ke sini. Kapan ya saya bisa jalan2 ke Malang?
BalasHapus