Pesona Wajah Baru Kampung Cokelat Blitar
Pernahkah kalian melakukan
perjalanan tanpa direncanakan sebelumnya? Bulan lalu saya baru melakukannya.
Sejak ibu pulang ke Indonesia, tiap akhir pekan saya pun pulang rumah di Desa
Popoh Blitar untuk menemani ibu. Sementara suami kerja dan menyusul pada hari
Sabtu dan Minggu balik ke Malang lagi. Tetapi tidak dengan Minggu, 20 November
lalu.
Rencana pulang ke Malang agak sore sehabis Ashar, sehingga masih ada
waktu di rumah. Tetapi usai berziarah ke makam alm. Bapak, tetiba saya punya
usul untuk main sebentar ke Kota Blitar. Namun belum jelas mau kemana
tujuannya. Pas sampai di rumah, saya mengusulkan pada suami untuk main ke
Kampung Cokelat saja. Toh, meski dulu sudah pernah ke sana, namun saya ingin
balik ke sana lagi.
Mencari Jalur Ke Kampung Cokelat dengan Google Maps
Jadilah saya segera bersiap untuk berangkat agar tidak makin kesiangan. Kalau
dulu saya hanya bertiga dengan Mas Aiman, sekarang sudah ada Aira menyertai
kebersamaan kami. Meskipun pernah ke sana, tetapi saya dan suami sama-sama lupa
rute ke lokasi Kampung Cokelat. Apalagi dulu ke sana lewat tengah kota, jelas
jalurnya pun beda kalau saya berangkat langsung dari rumah. Namun hal itu tak
menyurutkan niat kami ke sana. Saya meminta pada suami agar melaju saja terus
mengikuti jalur jalan besar provinsi ke Kota Blitar. Tapi suami sudah rebut
untuk pakai google maps saja saat di jalan. Sehingga sesampai kira-kira daerah
Garum, kami pun berhenti dan mulai menyalakan google maps.
Saya yang memegang handphone dengan google maps menyala, nanti akan
diberi aba-aba kapan harus belok mengikuti jalur yang tertera. Hanya saja, saat
kami berbelok jalan mengikuti arahan google maps, kok saya curiga ini salah
jalur. Karena makin jauh, justru masuk ke kampung dan justru hamparan sawah
sepanjang jalan. Sebelum terlanjur jauh, saya meminta suami untuk berhenti dan
berbalik arah saja, kemungkinan kami salah belok. Kami pun melanjutkan
perjalanan hingga hampir sampai pertigaan, barulah saya meminta pada suami
untuk berhenti dan mulai menyalakan lagi google maps-nya.
Sesuai dengan arahan dari google maps, kami melaju mengikuti arahan. Dari
pertigaan Bence, kami berbelok ke kiri melewati Jalan Kalimantan. Dari sana
jalan lurus sampai melewati perempatan dan masih jalan lurus hingga ketemu
Jalan nasional III lalu belok kiri. Nah, jalan ini lah yang nantinya kalau ke
kanan bisa mengarah ke jalan ke kota. Dari jalan ini pula titik temu lokasi
Kampung Cokelat makin jelas. Kami pun terus mengikuti jalan tetap dengan arahan
google maps. Lokasi Kampung Cokelat sendiri berada di Jalan Banteng Blorok Desa
Plosorejo Kademangan Blitar.
Wajah Baru Kampung Cokelat
Mendekati lokasi sudah tampak keramaian dan hatipun lega. Saya sempat
excited dengan perkembangannya meski belum masuk. Kenapa? Tempat parkir makin
banyak sampai ke halaman rumah penduduk sekitarnya. Pengunjung pun makin
membludak, bisa terlihat dari plat nomer kendaraan yang di parkir banyak dari
luar kota. Bahkan ada beberapa bus yang berjejer di sepanjang pinggir jalan. Saya
dan suami memutuskan parkir di halaman rumah penduduk yang tak jauh dari area
Kampung Cokelat.
Perubahan wajah Kampung Cokelat sudah terlihat dari depan, jalan yang
menuju lokasi loket menjadi lorong yang dihiasi lukisan tentang cokelat.
Berbeda dengan dulu, lokasi itu masih menjadi tempat parkir motor. Begitu
sampai dalam, wow...bener-bener perkembangannya pesat. Area yang dulu untuk
menggiling biji cokelat pun jadi jalan tembus ke loket tiket. Sebelah kanan yang dulunya area untuk
menjemur biji cokelat, kini berubah menjadi taman dan gallery aneka produk
berbahan cokelat dan ruang cooking class.
Sementara saya masih dibuat kagum, suami yang mengantri tiket masuk di
loket. Suasana di Kampung Cokelat sangat ramai. Oh iya, harga tiket masuknya
masih tetap dan tidak berubah meski sudah mengalami renovasi. Saya sengaja beli
tiket masuk saja, meskipun tersedia paketan yang akan dipandu oleh guide di
sana.
Ragam Fasilitas Di Kampung Cokelat
Sesuai dengan namanya, tentu saja tempat wisata ini merupakan sebuah area
kebun cokelat. Selain itu juga ada beberapa fasilitas sebagai penunjangnya.
Kalau untuk area kebun cokelatnya masih seperti dulu, hanya saja sekarang
bagian atas sudah dilengkapi dengan atap tembus cahaya, sehingga kalau turun
hujan tak perlu khawatir. Apa saja fasilitas yang ada di Kampung Cokelat,
berikut saya tuliskan berdasarkan pengalaman saya.
Kebun Bibit Lama Kampung Cokelat |
1.
Kebun Bibit Cokelat
Selain berjejer
pohon cokelat yang sudah berbuah, ada juga kebun khusus pembibitan yang tertata
dengan baik, sehingga bisa jadi ajang foto para pengunjung. Dibanding dengan yang
dulu, kebun bibit pohon cokelat tak seluas dulu. Di antaranya terdapat banner
yang jadi lokasi hits pengunjung berfoto yang menunjukkan sedang berada di
Kampung Cokelat.
2.
Kolam Terapi Ikan
Di tengah
area terdapat sebuah kolam ikan yang
tidak terlalu besar. Itu bukan kolam ikan biasa, melainkan ikan kecil-kecil
yang untuk terapi. Saya sih tak sempat mencoba, justru Mas Aiman dan suami yang
tertarik. Apalagi Mas Aiman, meski takut-takut dia senang banget lho.
3.
Food Court
Terdapat
beberapa food court dengan menu masakan Jawa. Sistemnya bukan seperti food
court yang ada di kebanyakan mall, melainkan dengan prasmanan. Ada aneka
masakan ikan, ayam, sayur bening bayam dan jagung, aneka lauk, mulai dari
bebotokan, bakwan jagung dll. Harga makanannya pun terjangkau. Seperti menu
yang saya pilih, sepotong ikan patin bumbu, sayur bening bayam jagung, dua buah
kerupuk dengan porsi nasi sepuasnya hanya 14 ribu. Selain itu ada juga stand
minuman berbahan cokelat yang enak.
4.
Hall dan Stage
Sewaktu saya
pertama ke sini, fasilitas ini belum ada. Sekarang sudah ada dan cukup luas,
sehingga bisa disewakan untuk acara, missal pernikahan atau lainnya. Juga
sebuah stage untuk pertunjukan musik. Pengunjung yang ingin unjuk suara, bisa
menyalurkan bakat menyanyinya di sana dan gratis.
5.
Ruang Produksi
Di kunjungan
yang pertama saya dan suami sudah pernah masuk, sehingga kali ini saya lewatkan
saja untuk menghemat waktu.
6.
Mushola
Untuk mushola,
lokasinya pun masih sama seperti dulu. Berada di antara hall kanan dan hall
sebelah kiri yang merupakan bangunan baru.
7.
Toilet
Letak toilet pun masih sama, dekat
dengan area mushola. Hanya saja, mungkin jumlahnya yang bertambah.
8.
Ruang cooking Class
Ruangannya
berdampingan dengan gallery penjualan. Saya hanya melihat dari luar, terdapat
berderet meja dan kursi untuk berkreasi dengan cokelat. Selain itu ruangannya
bersih dan ber-AC.
9.
Wahana Permainan
Sayangnya saya
tidak sempat mengunjungi karena keterbatasan waktu dan saat itu hujan turun
cukup deras. Sehingga saya memilih untuk duduk-duduk dan berteduh saja sambil
menunggu hujan reda.
10.
Galery Produk Cokelat
Nah, bagian area
ini mengalami perkembangan yang luar biasa. Kalau dahulu kecil, sekarang jauh
lebih luas. Ada beragam olahan cokelat yang dipajang dan siap diboyong bawa
pulang dan jangan lupa dibayar ke kasir pastinya hehehe. Selain produk cokelat,
juga ada cinderamata sebagai oleh-oleh khas Kampung Cokelat. Diantaranya
gantungan kunci, magnet kulkas, aneka produk tas dan dompet, tempat tisu,
pajangan dan juga produk baju bertuliskan Kampung Cokelat.
Sewaktu belanja di bagian Galery, saya sempat nyaris kalap. Banyak yang
ingin dibeli hanya saja isi dompet gak sesuai dengan keinginan. Saya hanya beli
beberapa produk cokelat dan cinderamata untuk oleh-oleh ibu dan keluarga di
Malang. Usai belanja, saya kembali duduk sejenakmenunggu hujan reda. Tetapi
hujan tetap saja deras, karena takut kesorean dan harus pulang ke Malang. Saya
memutuskan untuk nekad menerjang hujan. Bersyukur saat niatan mau nekad, hujan
agak mereda. Saya dan suami bergegas untuk meninggalkan area wisata Kampung
Cokelat.
Buat saya wisata Kampung Cokelat ini cukuplah sebagai tempat refresing
ataupun sekedar piknik tipis-tipis. Sambil minum olahandari cokelat menikmati sejuknya kebun cokelat dan
melihat buah cokelat yang bergelantungan menyenangkan mata dan pikiran deh.
Selain tempatnya yang berada di pinggiran kota Blitar, biayanya pun cukup
terjangkau kantong. Anda tertarik?
Wih keren..mupeng deh Mba..blm pernah ke sana heheheheh
BalasHapusTiketnya juga murah
nanti ajak suami atau keluarga ke sini Zen, asyik kalau ramai-ramai
HapusBikin pengen ke sini lagi. Ajak anam2. Katanya udah lebih bagus dari dua tahun lalu. :o
BalasHapusAyo kalau ke sini ramai-ramai Nis, seru deh
HapusTempatnya bagus ya ivon, kapan bisa ke sini ya. Makasih infonya.
BalasHapusayo kalau main ke Malang sekalian mampir sini mbak heheh.
Hapussama-sama mbak Ima
Seru banget ya ke Kampung Coklat.. Pengen ngajak anak-anak kesana deh, mereka pasti suka...
BalasHapusKalau pas mudik Mbak, ajak main ke sana.
HapusDengan penampilan yang baru ini tidak mengherankan jika pengunjung Kampung Coklat makin membludak bahkan berasal dari luar Jatim. Semoga bisa terus ditingkatkan dan menjadi objek wisata andalan Blitar di tingkat nasional, aamiin.
BalasHapusIya, sempat kaget ya hehehe.
HapusAamiin, semoga makin berkembang pariwisata di Blitar ya
Dulu pernah pulang dari sini nyoba lewat hutan jati itu, bingung jalanne.. kalau aku mending lewat kanigoro tembus terminal, terus lewat kademanangan mbak, hehhee
BalasHapusAku juga kaget liat tempatnya udah diperluas n jadi bagus, padahal dulu aku ngomel-ngomel, tempat wisata kok gini amat, wkwkw
Nantinya yang tembus pertigaan Lodoyo itu ya?
HapusPasti pas awal-awal buka ya? aku juga hahaha
Penasaran sama yang namanya kampung coklat. Pasti banyak coklatnya.
BalasHapusOlahan coklat banyaak mbak. kalau Pohon cokelat yang sudah berbuah sih, lumayan jadi peneduh kita duduk-duduk.
HapusWah, wisata edukasi yang unik, ya? Jadi pengen berkunjung
BalasHapusIya mbak, apalagi yang bagian cooking class anak-anak seneng deh
HapusJadi pengen ke sana, Mbak Ivon. :D Anak2 pasti suka. Cokelatnya lucu-lucu
BalasHapusSiapin isi ATM yang banyak mbak, jaga-jaga kalau kalap borong cokelat hihihih
HapusBelum pernah ke Blitar, tempat ini akan jadi tujuan pertama jika ke Blitar, hmmmmm yummmy ...
BalasHapusMain-main ke Blitar mbak. Selain Kampung Cokelat, pantai-nya bagus2 juga
HapusWih makin banyak wahananya kampung coklat ini ya
BalasHapusKayaknya Blitar bakal jadi salah satu destinasi wisata yang asyik nih
Iya mbak, selain Makam Bung Karno dan juga pantai-pantainya hehehe
HapusMakin komplit ya isinya. Aku kamern kesana aja udah kece. Ini, makin kece!
BalasHapusIya mbak, jauuh banget dengan pertama aku ke sana hahaha
Hapusklo blh tau itu billboardnya didaerah mana ya mbak? baru ya itu?
BalasHapus