Agenda minggu ini adalah menghadiri acara blogger di Surabaya. Hari Kamis
1 Desemember yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI, dalam rangka hari AIDS
sedunia yang berlokasi di Hotel Tunjungan Surabaya Ruang Mawar. Saya tidak
sendiri melainkan bersama teman blogger lainnya dari Malang Citizen. Ada Anisa,
Mbak Retno, Mbak Sri Rahayu, Faqih dan Richo.
Bapak Indra |
Selain memeperingati hari AIDS sedunia, acara temu blogger kesehatan ini
bertema Menuju Indonesia Sehat. Acara yang diprakarsai oleh Kementerian
Kesehatan RI di Jawa Timur ini, mendatangkan empat narasumber yang berkompeten
di bidangnya. Mereka akan menjelaskan lebih banyak mengenai AIDS dan juga
sosialiasasi GERMAS. Acara dibuka oleh Bapak Indra dengan memperkenalkan satu
per satu para narasumber. Pembicara pertama disampaikan oleh Bapak Oscar
Primadi, selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat.
Keempat Narasumber |
Menurut beliau, terjadinya perubahan pola penyakit terkait dengan perilaku manusia itu sendiri. Sejak tahun 1990 penyakit menular merupakan penyebab terbesar kematian dan kesakitan. Contohnya Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Tuberkolusis, dan Diare. Sementara sejak tahun 2010, menjadi penyakit tidak menular, contohnya Tekanan Darah Tinggi, Stroke, Jantung, Kanker dan Diabetes. Akibat penyakit katastropik beban biaya JKN membengkak menjadi Rp. 16,9 Trilyun atau 29,67%. Adapun resiko faktor penyebab penyakit tidak menular, diantaranya :
1.
Kurangya aktifitas fisik. Di beberapa daerah
diadakan car free day, dengan menutup jalan minimal seminggu sekali agar
membebaskan masyarakat untuk berolag raga.
2.
Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
3.
Minum alcohol.
4.
Merokok.
5.
Buang air besar sembarangan. Menurut riset, 63
juta penduduk Indonesia masih buang air besar di sungai sehingga mencemari
lingkungan.
Oleh sebab itu perlu adanya pencegahan salah satunya melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS). Semua hendaknya melakukan gerakan hidup sehat
baik di kota maupun daerah. Gerakan ini merupakan suatu tindakan yang
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama oleh seluruh komponen
bangsa, dengan kesadaran, kemauan, kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Selain itu tujuan GERMAS agar masyarakat
berperilaku sehat sehingga berdampak
beberapa hal diantaranya:
1.
Kesehatan terjaga.
2.
Produktif.
3.
Lingkungan bersih.
4.
Biaya untuk berobat berkurang.
GERMAS
diprakarsai oleh bapak Presiden Joko Widodo di Bantul, Yogyakarta yang diikuti
oleh 9 provinsi.
Di sesi berikutnya diisi oleh narasumber Ibu Wiendra Woworuntu, M.Kes Direktur
P2PML, Kemenkes RI. Beliau membahas mengenai Situasi Epidemi HIV/AIDS Nasional
dan Kebijakan Program Pencegahan Pengendalian HIV-AIDS.
Orang baik-baik atau keluarga bisa kena dampak stigma HIV/AIDS. Hal ini
lah yang jadi permasalahan bersama. Stigma yang berkembang di masyarakat
membuat sebagian takut untuk melakukan tes. Padahal tidak hanya PSK saja yang
bisa mengidap HIV/AIDS. Menurut hasil riset, komposisi penderita AIDS/HIV
adalah ibu rumah tanggasebesar 17,74 % atau sekitar 2930 orang. Kenapa ibu
rumah tangga? Padahal bisa dibilang ibu rumah tangga hanya berkutat di rumah
mengurus keluarga, tak lain karena tertular pasangannya/ suami yang tanpa
sepengetahuan istri belanja dengan tanda kutip di luar sana. yang perlu
diketahui oleh masyarakat, bahwasannya HIV itu terdapat di darah, cairan
sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
sementara penularannya bisa melalui banyak media.
1.
Hubungan seks tidak aman diantaranya
heteroseksual dan homoseksual.
2.
Darah. Bisa terjadi saat transfusi darah dan
penggunaan jarum suntik yang tercemar. Maka diharapkan bila memakai jarum
suntik dipastikan dengan yang baru.
3.
Ibu ke bayi. Itulah kenapa ibu yang sedang hamil
dianjurkan untuk menjalani tes HIV agar saat bayi lahir dan menyusui dia tidak
tertular.
Materi selanjutnya disampaikan oleh drg. Ansarul Fahruda selaku Kepala
Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur. Menurut beliau, 3729 orang meninggal karena AIDS di Jatim dan jenis
kelamin terbanyak itu laki-laki. 488 anak-anak usia di bawah 15 tahun yang
menderita HIV. Tes HIV hendaknya dilakukan secara sukarela atau anjuran petugas
kesehatan. Sebelum pengambilan darah, akan mendapat layanan konseling oleh
seorang konselor. Konselor atau petugas kesehatan akan menjaga kerahasian
pribadi, sehingga tidak perlu takut untuk melakukan tes. Hasil tes diberikan
langsung pada penderita.
Untuk itu perlu adanya komitmen dari pemerintah agar program 3 zero
berhasil. Adapun komitmen diantaranya :
1.
Menyiapkan SDM dan layanan HIV, AIDS dan IMS
yang berkualitas serta mudah diakses oleh masyarakat.
2.
Menyediakan obat ARV gratis bagi seluruh rakyat
Indonesia
3.
Upaya menurunkan stigma dan diskriminasi terkait
AIDS/HIV.
Materi terakhir disampaikan oleh mas Farid Hafifi dari LSM Mahameru yang lebih banyak membahas mengenai
ODHA. Tantangan bagi para ODHA adalah ketersediaan obat antiretroviral. Untuk mereka
yang berada di daerah terpencil butuh perjuangan dan waktu yang lama. Misalnya di
daerah Kabupaten Malang bagian Selatan, butuh waktu 3 jam untuk sampai ke kota
untuk mendapatkan obat ARV. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang bisa
menyembuhkan AIDS tetapi ada obat gratis dari pemerintah. Hanya saja belum
tersebar secara merata. Perlu upaya
mempertahankan kepatuhan ODHA patuh pada pengobatan.
Sesi Tanya Jawab |
Usai penyampaian materi dari keempat narasumber, sesi selanjutnya tanya
jawab dari para blogger. Diantaranya ada Faqih, blogger dari Malang Citizen
yang bertanya mengenai koneksi BPJS bagi ODHA bisa digunakan atau klaim.
Kemudian Mbak Sri, blogger dari komunitas yang sama menanyakan apakah tidak ada
upaya penyembuhan AIDS dengan obat herbal dan Mbak Avy blogger Surabaya. Selanjutnya
ada penyerahan cendramata untuk para narasumber dan dua blogger dengan
livetwiit terbanyak yaitu mbak Rahma dan Mbak Tika, serta ditutup foto bersama.
Penyerahan Cinderamata |
Selesai menjawab semua pertanyaan para blogger, acara di tutup pukul
setengah lima sore. Dengan adanya temu blogger kesehatan ini dapat membantu
meluruskan stigma negative masyarakat mengenai AIDS/HIV maupun ODHA.
Foto bersama Narasumber, Blogger Jakarta, Surabaya dan Malang |
Mari bersama ubah pola hidup dengan GERMAS. Karena kalau bukan kita, siapa lagi...
BalasHapusBeruntung banget kita bisa ikutan acara keren begini
BalasHapusstigma dan diskriminasi ODHA itu yang masih terus ada sampai saat ini ya, HIV/Aids selalu berkonotasi negatif, padahal banyak tenaga medis yang juga tertular :(
BalasHapussemoga sih beneran bisa jadi zero 3 poin itu.
Karena datang di acara keren ini, jadi ketemu mama Ivone :) Ayo bergerak bersama menuju Indonesia Sehat
BalasHapusIya beneran pas tahun 2015 itu sebelum melahirkan aku disuruh tes darah. padahal pas 2013 ga pake tes darah
BalasHapusAmpel Boyolali itu termasuk daerah yang pengiap HIVnya lumayan banyak... hiks
BalasHapusbdw itu pas Aira diajak, dia enggak rewel, Mbak?
ayo kita belajar hidup sehat
BalasHapus