Review Kampung Lumbung Boutique Hotel Batu
Mengunjungi Kota Batu, bagi saya tak akan pernah ada bosennya. Bagaimana
tidak, di sini banyak tempat wisata yang pastinya ingin dikunjungi. Hanya saja
rasanya waktu seharian gak akan cukup untuk menikmati semua tempat wisata
tersebut. Untuk alasan itu saya membutuhkan
tempat menginap yang nyaman agar punya banyak waktu selama di Kota Batu.
Apalagi kalau berliburnya bareng keluarga atau teman.
Pertengahan bulan lalu saya berkesempatan berlibur bareng keluarga dan
teman ke Batu. Saya memilih Kampung Lumbung
Boutique Hotel untuk menginap. Sebenarnya saya dan keluarga sudah pernah
menginap di sini tahun lalu, karena itulah tetap memilih hotel ini lagi untuk
menginap. Saya sekeluarga dan Anis, teman dari Kepanjen berangkat ke Batu jam 1
siang selepas sholat Jum’at. Cuaca hari itu cukup bersahabat sehingga
perjalanan saya pun lancar.
Kampung Lumbung Boutique Hotel tempatnya memang tidak tepat di pinggir
jalan raya, melainkan masuk gang yang bisa dilewati mobil dan berdampingan
dengan rumah warga. Mungkin, awalnya terlihat biasa saja dari depan, tetapi
jangan salah begitu masuk area Kampung Lumbung Boutique Hotel akan jatuh cinta.
Begitu masuk gerbang, tak jauh dari situ terdapat meja resepsionis untuk
memesan kamar dan mengambil kunci kamarnya. Sementara suami memarkir motor di tempat
parkir, saya menunggu di bagian resepsionis dengan Anis. Sebuah ruangan yang di
desain terbuka, ada sepasang kursi yang
terbuat dari kayu dan meja untuk menempatkan brosur. Selain itu banyak hiasan ornamen
barang lawas terpajang di rak yang menyatu dengan dinding.
Konsep Villa Kampung
Lumbung Boutique Hotel
Kali ini saya sekeluarga dan Anis akan menginap di villa-nya Kampung
Lumbung Boutique. Kalau tahun lalu saya menginap di bagian hotel atau turon
jejer yang memiliki dua lantai. Usai menerima kunci kamar, saya menuju villa
dengan jalan kaki. Kebetulan lokasinya villa sebagian besar di bawah. Sepanjang
jalan menuju ke sana banyak pepohonan yang rindang dan berbagai nama villa.
Kampung Lumbung Boutique menerapkan konsep hotel yang ramah lingkungan
dan menyatu dengan alam. Bangunannya pun banyak yang menggunakan material kayu,
terutama kayu jati kuno. Hal itu terlihat dari warna dan serat kayunya yang
eksotik. Bentuk bangunannya pun menggunakan arsitektur Jawa. Hal itu terlihat
dari nama-nama villa-nya, seperti Omah Lumbung, Omah Gladak,Omah Tumpuk, Omah
Mujur dll.
Perjalanan saya sampai pada Omah Mujur yang letaknya berdampingan dengan kolam renang kedua yang ada di Kampung Lumbung Boutique Hotel. Omah Mujur seperti namanya, bentuk bangunannya yang memujur dan memiliki dua kamar yang dipisahkan oleh sepasang kursi panjang tepat di tengah-tengah bangunan. Sementara depan kamar, sebuah kolam dengan aneka jenis ikan hias. Samping kanan ada dua bangunan villa yaitu Omah Tumpuk dan Omah Asmoro, yang konon kata PR Kampung Lumbung, Ibu Nathalia khusus untuk pasangan yang sedang honeymoon.
Kamar Villa Omah Mujur
Begitu pintu kamar terbuka, saya selalu suka dengan kondisinya. Oh iya,
kamar di Omah Mujur ini termasuk ukuran kamar superior. Sebuah ranjang yang
terbuat dari kayu jati dan kasur double bed yang cukup besar dan nyaman. Sebuah
selendang batik memanjang sebagai aksen yang menambah kesan nuansa Jawa
tradisional. Lantai kamar terbuat dari keramik berwarna coklat muda. Dinding kamar
yang di buat semi permanen karena sebagian besar terbuat dari kayu. Terdapat tiga
buah jendela, satu diantaranya menghadap ke kolam renang yang besebelahan
dengan sebuah cermin memanjang. Sedangkan dua lainnya menghadap tepat ke kolam
renang yang berada di samping kamar yang dipisahkan sebuah parit.
Selain itu, tepat di depan ranjang terdapat lemari kecil multifungsi yang
atasnya untuk meletakkan tv. Di sebelahnya meja kecil yang ada lacinya dan di
bawah disediakan dua pasang sandal kamar. di atasnya terdapat complimentary
berupa dua botol air mineral, dua buah gelas, dua pasang cangkir dan aneka
minuman sachet. Nah, pas saya datang barulah diantar tremos jadul yang berisi air panas oleh staf villa. Untuk kamar
villa tidak terdapat lemari, melainkan sebuah meja lebar dan panjang yang
menyerupai ranjang kecil terbuat dari kayu jati pula yang saya duga sebagai
pengganti lemari. Buat saya sih ini sangat membantu, apalagi kalau membawa
barang agak banyak sehingga tidak repot menempatkannya.
Untuk kamar mandinya, saya suka deh konsepnya. Bener-bener menyatu dengan
alam. Dindingnya terbuat dari material batu alam yang tertata apik. Sebuah closet
ditempatkan berada di pojok yang lurus dengan pintu. Sementara kamar mandi
basahnya dipisahkan oleh dinding yang menempel jadi satu dengan wastafel dan
cermin kecil. Terdapat juga peralatan toilet, dua buah gelas, pasta dan sikat
gigi. Untuk shampoo dan sabun cair ditempatkan di baliknya.
Oh iya, atap dari kamar mandi di kamar Omah Mujur ini sebagian dibiarkan terbuka. Sehingga pencahayaan
kalau siang langsung dari sinar matahari. Selain itu lantainya terbuat dari
keramik batu alam dan sebagian batu alam di kanan kirinya. Terdapat pula dua
buah handuk dan shower yang mengalir air hangat maupun dingin. Satu lagi, kamar
di Omah Mujur tidak menggunakan Ac ya, mungkin karena cuaca di Batu sudah cukup
dingin dan sesuai konsepnya yang eco friendly. Begitu kelar
mengeksplor seisi kamar, saya memilih untuk berenang dan ceritanya akan saya
tulis terpisah ya. Sedangkan Anis dan keluarganya ada agenda ke pusat Kota
Batu.
Suasana malam di Kampung Lumbung Boutique Hotel ini benar-benar serasa di
kampung. Damai dan tenang hanya saja karena kamar saya berdekatan dengan kolam
dan sungai di belakangnya, suara gemericik air yang mengalir menambah kesan alaminya.
Breakfast ala Kampung Lumbung Boutique Hotel
Adzhan subuh terdengar dari kejauhan. Pertanda waktu mendekati pagi, semalam saya tidur
cukup nyenyak, mungkin efek capek juga kali ya. Selepas berenang saya sempat ke
pusat Kota Batu juga, tepatnya main sebentar ke alun-alun. Begitu juga dengan suami dan anak-anak tidak
ada yang rewel. Sinar matahari mulai menerobos jendela lewat sela-sela gorden. Usai
cuci muka, saya sekeluarga dan Anis sekeluarga memutuskan untuk sarapan pagi
terlebih dahulu.
Letak ruangan untuk sarapan berada di atas, berdekatan dengan ruang
pertemuan yang luas. Semestinya saya melalui jalan utama yang menuju bagian
atas, tetapi sama staf disarankan untuk lewat jalan alternative berupa jalan
setapak yang akan berujung tepat belakang ruangan sarapan pagi.
Ada beragam menu sarapan yang disajikan. Baik menu western maupun lokal. Sarapan
yang menjadi favorit saya di sini, potato wedge dan sosis-nya. Tetapi pagi itu
saya memilih menu nasi uduk dengan aneka lauk pendampingnya. Menurut saya nasi
uduknya enak, rasa gurihnya pas di lidah saya. Apalagi saya sudah lama tak
makan pula karena jarang menemukan nasi uduk yang enak di Malang. Tak lupa
minumannya air putih dan jus buah segar. Ternyata tidak hanya saya yang suka
menu sosis, Mas Aiman juga lho. Bisa dilihat dari bolak-balik tambah sampai
bapaknya malu dilihatin staff dapur hehehe.
Oh iya, saat saya menginap, banyak pula turis luar negeri yang menginap
di sini. Selain itu pengunjung yang lain juga sedang ramai-ramainya. Padahal bukan
pas weekend lho. Selesai makan langsung balik kamar? enggak, suami dan Anis
ingin mengeksplor ruangan di atas, tepatnya ruang pertemuan.
Usai puas menikmati suasana pagi di ruang pertemuan, saya kembali ke kamar.
Berhubung waktu check out masih lama sekitar jam dua belas siang, saya
memutuskan berenang lagi. Nikamt rasanya
berenang denga air yang asli dari sumber mata air di Kampung Lumbung Boutique
Hotel ini. Sementara baby Aira saya titipkan pada Anis yang tidak ikut berenang
karena lupa tak membawa baju ganti/baju renang.
Saking asyiknya berenang, tak terasa waktu makin siang. Saya segera menyudahi aktifitas berenang. Mengurus anak-anak dan mandi kemudian berbenah barang bawaan untuk persiapan check out. Sewaktu mau check out dan mengembalikan kunci, ternyata saya sempat diberi jamuan makan siang di resto-nya yang bisa terbuka untuk umum. Menunya tumpeng bancakan dengan aneka lauk. Ada urap-urap, ayam goreng, fillet ikan goreng, sayur tahu, terancam, sambal, rempeyek dan ikan asin. Tentu saja ini menjadi kejutan buat saya. Oh iya, menu ini bisa dipesan jauh hari bila ingin memesan dan menikmati bersama keluarga di resto. Harganya pun terjangkau dengan aneka lauk yang melimpah. Selain itu ada aneka minuman baik tradisional maupun oalahan buah.
Begitulah kesan dan pengalaman
saya menginap di villa Kampung Lumbung
Boutique Hotel Batu. Puas dan senang banget deh, rasanya next time pengen
balik lagi kalau main-main ke Batu. Pelayanan staff-nya pun ramah dan cekatan. Oh
iya, hampir lupa mengenai harga villa disesuaikan dengan jenis namanya. Seperti
Omah Mujur ini per kamar untuk
weekday 500.000 dan 600.000 untuk weekend. Untuk info lengkapnya bisa
ditanyakan ke alamat reservasi di bawah.
Kampung Lumbung Boutique Hotel
Batu
Jl. Ir. Sukarno-Puskemas Beji
Batu-Malang, East Java 65326
Ph: +62 85104444142
Fax : +62 3415025177
Email : kampunglumbung@grahabunga.com
Hotelnya nyaman yaaa.. Aku paling suka ama hotel kayak gini.. Suasananya bikin adeeeeem...
BalasHapusNyamaaan banget mbak dee. Aku pengen balik lg hehe
HapusSuka sama kolam renangnya pula. Moga thn depan dapat lagi ahayhaha
Klo aku ke Malang nanti ajakin kesini ya mama Aim
BalasHapuskali aja jadi dapat diskon gede klo rekomendasi dari keluarga biru hehehe
Haha siyaap, asyik rame klu nginap di sini mbk
HapusNyaman sekali mbaak, jadi pengen kesana :D
BalasHapusAyuk main ke Malang mbk tehty, aayik banget ini hotelnya
Hapuscocok sekali nih mbak untuk liburan keluarga....
BalasHapusndak sabar mengajak keluarga kesana juga
(terima kasih infonya)
Iya, kebanyakan jg yg nginep rame2 ngajak keluarga besar.
HapusSama2 faqih
Aku baru sekali Mba ke batu, waktu itu nginapnya di Bunga...pengen banget bisa datang lagi
BalasHapusKalau ke Malang mesti balik lagi mbak heheh
Hapuskonsep villanya keren yah mbak. Dinding kamar dan kamar mandinya unik, jadi pengen kesana juga mbak. Btw, thanks for sharing mbak ;)
BalasHapusIya, saya suka suasananya. Meski gak pakai ac sudah sejuuk.
HapusSama2 mbak, makasih sudah mampir blog saya
Mau dooonnnkkk diajakin nginep di sana hehehe :D
BalasHapusYang omah tumpuk msh ttp sama..kenang2 ngan th 2013 ..10hari di kampung lumbung..mantappp...
BalasHapusApakah ada ac nya. bisa berikan masukan
BalasHapus