Food Photographer, Why Not?
Judul Buku : Becomig A Food Photographer
Penulis : Riana
Ambarsari
Penerbit : PT
Elex Media Komputindo
Cetakan :
Pertama 2015
Tebal : 117
halaman
Harga : Rp.
69.800
Food Photographer, why not?
Begitulah yang ada dipikiran saya saat ini. Hobi dalam bidang fotografi
memang sudah lama saya geluti. Hanya saja tidak seintens saat ini, terutama
fotografi makanan. Banyak orang menyukai fotografi, baik sekedar hobi saja atau
yang memang serius sebagai dunia kerja. Akan tetapi itu fotografi yang objeknya
lebih ke umum.
Nah, dua tahun terakhir ini saya serius belajar food photograpy. Bukan
karena sedang trend, tetapi memang hobi dan ingin mendalami lagi. Kenapa memilih
food photography? Simple sih, saya mulanya tertarik dengan foto-foto di majalah
makanan dan juga buku-buku resep. Jadilah saya belajar ala kadarnya alias
otodidak. Tetapi sekarang banyak komunitas fotografi yang mengadakan kelas
pelatihan termasuk fotografi makanan. Dari situlah saya tertarik dengan profesi
food photographer. Buku Becoming A Food Photographer yang akhirnya saya beli
ini setidaknya dapat membantu saya.
Buku yang ditulis oleh Riana Ambarsari ini, bukan satu-satunya yang saya
miliki, ada buku lain juga yang membahas mengenai food photography. Di buku
terbarunya ini khusus membahas apa saya yang perlu dipersiapkan untuk menjadi
fotografer makanan. Di sini dijelaskan dari awal prosesnya. Berawal dari
menjadi chef, karena seorang fotografer itu gak sekedar menguasai teknik
lighting dkk. Namun alangkah lebih baik kalau bisa memasak pula, karena akan
lebih mengerti bagaimana memperlakukan makanan sebelum di foto. Lalu membangun
portofolio dan memasarkannya, networking yang jelas bahkan bisa juga menjadi
food blogger.
Di bab berikutnya dijelaskan jenis-jenis foto makanan dalam beberapa
kategori. Ada foto produk meliputi brosur, adv, packaging, catalog, banner dan
menu item. Editorial mencakup recipes, restaurant review. Blog, Stock dan Step
by step photo. Semua dipaparkan secara rinci mengenai kategori tersebut. Selain
itu di sini juga dijelaskan mengenai food vs human interest. Karena banyak
orang yang belum bisa membedakan jenis kedua foto ini. Sebagai contoh, ketika
kita memotret para penjual sayur di pasar, lelang ikan, tukang sate sedang membakar
sate itu termasuk human interest. Sate yang sedang dibakar adalah food
photography, sedang penjualnya yang sedang membakar termasuk human interest.
Food Photography adalah still life, bukan human interest. Dan masih banyak lagi
hal-hal yang perlu diketahui untuk menjadi seorang food photographer.
Buku ini tidak semata memberikan materi langkah-langkah mengawali untuk
jadi fotografer makanan, juga ada tips, diagram pengambilan foto dan contoh-contoh jenis foto yang menarik. Bagaimana
proses pengambilan dan manajemen waktunya.
Selain itu mata kita akan dimanjakan dengan banyaknya foto-foto makanan yang
sanggup membuat perut lapar, saking cantik dan serasa nyata.
Ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh banyak
kalangan. Tidak membosankan sehingga tahu-tahu anda sudah selesai membacanya. Anda
penasaran dengan isi lengkapnya? Buku ini sangat cocok kalau anda benar-benar
ingin terjun ke profesi Food Photographer. Sebuah profesi yang cukup
menjanjikan saat ini. Karena tidak banyak food photographer yang benar-benar
menguasai ilmu dan seluk beluknya sebagai fotografer makanan yang handal.
Belajar fotografi emang membutuhkan kesabaran dan modalnya cukup besar juga, itulah sebabnya kenapa buku-buku foodblogger lumayan mihil he
BalasHapusSemoga sukses ya Ma dengan jalan yang pean pilih, maaf kalau selama masih suka ngernyit dahi kalo pean beli buku-buku fotografi :D
Dan memotret itu gak mudah bukan?
HapusYah, karena harga cetak untuk buku2 dengan banyak foto kan mahal pa, tahulah soal ini :D.
Semoga ada rezeki buat upgrade kamera aamiin ^_^
wah wah, menarik sekali ini bukunya :D kebetulan lagi belajar food photography juga nih :)
BalasHapusSangat menarik mas, ada lagi buku yang khusus membahas food photography utk pemula lho :)
Hapusbtw, terima kasih sudah berkunjung dan salam kenal :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuspaling nggak bisa food fotografi, selalu apa adanya, hehehe
BalasHapusawalnya aku juga gitu mbak, makin ke sini jadi tertarik dan emang susah2 gampang hihihi
HapusWaaa makin ciamik nanti jepretan mama aim,,, saya icip ya kl abis difoto, hihihihi
BalasHapusWaaa makin ciamik nanti jepretan mama aim,,, saya icip ya kl abis difoto, hihihihi
BalasHapusAku nyilihhh
BalasHapus