Bismillah
Perjalanan ke Yogyakarta beberapa waktu yang lalu bukan
tanpa rencana. Berawal dari niat suami yang ingin kopdar dengan teman blogger
di Semarang. Sewaktu di tengah rencana itu, ternyata jadwal ujian masuk kuliah
untuk tugas belajar tanggal 4 dan 5 Agustus. Di sisi lain, suami juga ingin
menghadiri acara di Surabaya. Dia sudah daftar dan terpilih. Dipikirnya masih
bisa terkejar waktunya. Sepulang dari Surabaya, tanggal & kita berangkat
bareng ke Semarang.
Akan tetapi semua rencana itu berubah haluan. Begitu pulang
ke rumah, suami mengusulkan untuk berangkat bersama tanggal 3 Agustus saja.
Biar tidak bolak-balik, selain menghemat waktu, juga kesehatan biar tidak capek
di perjalanan. Saya pun setuju saja, jauh di lubuk hati, inginnya juga seperti itu.
Sementara suami ujian, saya dan Aiman bisa menunggu di hotel atau bisa
jalan-jalan di sekitar hotel. Buat saya Yogya dulu adalah rumah kedua. Sebelum
kenal dengan suami, saya sempat tinggal dan bekerja di Yogya selama 6 bulan.
Bekerja di mini kafe mengolah makanan khas Jepang di Daerah Kaliurang.
Tanpa menunda lagi, saya dan suami lekas ke stasiun untuk
memesan tiket ke Yogya sekaligus tiket untuk pulang dari Semarang. Meski sempat
antri, Alhamdulillah masih kebagian tempat duduk yang derdekatan dengan nomor
tempat duduk suami. Buat Aim perjalanan
kali ini yang pertama kalinya naik kereta. Harapan saya semoga dia senang,
karena selama ini dia menyukai kereta maupun sering naik kereta mainan semacam
odong-odong hehehe.
Persiapan terus berjalan, tiket sudah ditangan, selanjutnya
kami mulai memikirkan untuk mengemas barang bawaa. Awalnya mau memakai koper
lama milik suami, namun saya mengusulkan agar beli koper baru yang agak lebih
besar sedikit, mengingat perjalanan kali ini lebih panjang dan kami bertiga.
Sudah terbayang berapa baju yang mesti dibawa buat Aim. Lantas baju-baju saya
yang mayoritas gamis panjang. Diputuskanlah untuk beli koper merk Travel Time
di salah satu mall di Malang yang kebetulan ada diskon pula. Urusan koper sudah
beres pastinya, kalaupunn kurang saya menyiapkan satu buah ransel yang bisa
digendong dipunggung kan.
Nah, ini yang paling membingungkan. Masalah penginapan.
Karena suami hendak ujian di UIN Yogya, rencana awal maunya cari hotel yang
dekat dengan kampus. Namun hasil browsing di web traveloka, budget hotel
terlalu mahal. Maunya saya cari yang standarlah, apalagi jatah dari kantor pun
terbatas. Kalau saya kan pakai uang pribadi. Akan tetapi kalau hotel dekat
kampus, selepas ujian mau jalan-jalan agak jauh dari kawasan wisata contohnya
Malioboro. Akhirnya untuk penginapan ditentukan kalau sudah sampai Yogya saja.
Sewaktu hari H keberangkatan, sampat insiden kecil. Suami
ketinggalan ktp, sementara masuk ruang tunggu stasuin harus menyertakan tiket
dan kartu indentitas. Jadilah dapat setengah perjalanan kami harus balik dan
sesampai di stasiun nyaris ketinggalan kereta. Beruntung masih ada waktu 5
menit sebelum kereta benar-benar berangkat. Sementara teman suami berangkat
dari stasiun Kepanjen yang lebih dekat dengan rumahnya.
Ketakutan yang saya bayangkan selama perjalanan adalah
tentang Aim. Saya takut dia gak bisa diam alias akan modar-mandir di sepanjang
lorong bangku kereta.
Ternyata ketakutan itu tidak terbukti, dia menikmati
perjalanan pertamanya dengan kereta api sambil duduk santai.
Terkadang saja dia
meminta berdiri di bangku kereta. Sempat saya tawarkan untuk turun bila ingin
berdiri di samping bangku, namun dia tidak mau dan cenderung takut katanya
hehehe.
Perjalanan ini memakan waktu
kurang lebih 8 jam. Aim sempat juga
tidur siang seperti biasa jadwal jam tidurnya.
Jam 15.45 sore kereta sampai juga di stasiun Tugu Yogya.
Saya dan suami lekas berkemas untuk turun. Sampai di luar pintu stasiun, saya
dan suami memutuskan untuk mencari hotel Blue Safir yang sebelumnya sempat
suami browsing di web traveloka. Sementara teman suami ke bagian CS stasiun
untuk mengupgrade tiket dari ekonomi ke eksekutif untuk pulangnya. Tadinya ,mau
naik taksi tapi dilihat-lihat kok gak ada, akhirnya tawar-menawar naik becak
deh. Agak terjepit juga sih, mengingat tiga orang dan bawaan lumayan juga.
Sampai di depan hotel, jauh dari ekspetasi kami karena di web traveloka hotel maupun
kamarnya tampak menarik.Usai melihat-lihat tariff kamar dan juga keadaan
isinya, saya memutuskan untuk mencari hotel lain, yah karena memang kurang sreg
buat saya. Apalagi nantinya buat dua malam. Saya suruh suami untuk menelepon
hotel lain rekomendasi teman saya dan sempat browsing juga yaitu Hotel
Nusantara di jalan Pasar Kembang. Dulu juga pas honeymoon ke Yogya menginap di
hotel kawasan itu, tetapi pas lewat hotelnya sudah tidak ada, terganti dengan
bangunan hotel berbintang yang megah. Tiga
tahun gak ke Yogya sudah jauh berubah rupanya.
Alhamdulillah kamar hotel masih tersedia, sampai sana saya
melihat daftar tarif kamar dan memutuskan untuk memilih kamar superior karena
ada fasilitas air hangatnya. Mengingat Aima masih mandi dengan air hangat meski
gak hangat banget, intinya gak terlalu dingin gitu. Saya dapat kamar bagian
depan dekat dengan lobby hotel, sementara teman suami agak ke dalam. Saya
langsung menuju kamar dan istirahat, karena malamnya nanti mau meninjau lokasi
ujian di UIN Yogya. Senang rasanya bisa kembali ke sini dengan formasi lenkap,
ya ada Aiman yang menyertai perjalanan kami dan dia sangat senang serta mudah
beradaptasi dengan tempat baru. Cerita selama di Yogya akan saya tulis terpisah
ya.
Dan sudah di kotaku, gak ketemuan ya keluarga biru... Ditunggu datang lagi yaaa kalian...
BalasHapusDulu pas Mbak Ima ke Malang juga nggak ketemuan, jadi Mbak Ima yang ditunggu lagi ke Malang hi3
HapusPapa Aim nih yang mestinya tanggung jawab mbak, secara yang kenal pertama. Lha kok malah kelupaan ngabari xixiixixi
HapusJogja memang selalu dirindukan untuk kembali. Dan saya pun juga suka kalau naik kereta di deket jendela
BalasHapus