Cinta Dalam Butiran Debu

05.15 Ivonie 2 Comments

 Judul Buku      : Cinta Dalam Butiran Debu
 Penulis             : Mitha Juniar
Cetakan            : Pertama, 2012
Penerbit            : Zettu
Tebal Buku       : ii + 155 Halaman

Sebentar lagi nomor ini akan menghubungi kamu, Len. 081510134587. Dia lelaki mpan yang baik, aku yakin kamu suka padanya. Ia sedang mencari calon istri dan kaulah yang pantas untuknya. Aku harap kau tak mengecewakan aku.

Begitulah sebuah isi sms yang masuk ke ponsel Alena. Sahabatnya, Davina berniat untuk menjodohkan dia dengan Dion, lelaki yang menurut Davina pantas untuk Alena. Sesungguhnya Alena ingin menolak, namun dia tak sampai hati mengutarakan pada Davina yang telah berusaha membantunya mencarikan jodoh. Alena sempat bimbang, mengingat kedua sahabatnya sudah berkeluarga. Sementara usianya pun tak lagi dibilang ABG.
Alena bekerja sebagai redaktur sebuah majalah motivasi swasta dan tinggal seorang diri di sebuah rumah sewaan di daerah Bogor. Sementara kedua orang tuanya memilih tetap tinggal di Banjarnegara. Selain Davina, Alena mempunyai sahabat lain yaitu Lyra. Di saat Davina gencar menjodohkan dia dengan Dion, kepada Lyra-lah Alena sanggup mencurahkan isi hatinya yang sebenarnya. Lyra lebih bisa memahami perasaan Alena ketimbang Davina.
Sementara itu Dion berusaha keras menunjukkan cinta yang sungguh-sungguh dan tulus. Hingga rela membantu dan selalu ada waktu bila Alena membutuhkan. Alena semakin dibelenggu perasaannya, bagai menggenggam bara api. Akhirnya, perlahan meski berat, Alena memberi kesempatan pada Dion untuk lebih dekat dengannya. Hingga penentuan hari pertunangan itu. Dion dan kerabatnya dating ke rumah Alena di Banjarnegara untuk melamar secara resmi kepada kedua orangtuanya. Namun sungguh diluar dugaan Dion, ternyata Alena menolak lamarannya dengan alas an rasa cinta belum merasuk dalam jiwa Alena (hal 73).
Dion sudah pasti merasakan kekecewaan yang sangat, termasuk keluarganya. Bahkan orang tua Alena pun kecewa atas keputusan anaknya menolak lamaran Dion. Setelah menolak lamaran Dion, Alena dipertemukan dengan Shandy, sahabat lamanya ketika di bangku sekolah. Dan Alena pun jatuh hati pada Shandy. Namun, belum berapa lama Alena merasakan kebahagian kalau Shandy lelaki yang tepat baginya. Allah menunjukkan siapa Shandy yang sebenarnya.
Alena kembali terpuruk dan sakit hati. Dia menyesal telah menolak lamaran Dion sehingga jadi sakit hati. Lewat sebuah mimpi, Alena memutuskan untuk tinggal di sebuah panti asuhan bernama Kasih Bunda. Dia diterima dengan senang hati oleh pemilik panti, Mbah Katno yang tak lain sahabat kakeknya. Di sana Alena disambut hangat oleh penghuni panti. Bu Diah yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri serta Aisyah, gadis lemah lembut yang seorang yatim piatu.
Dan di tempat inilah hatinya kembali basah, Alena dipertemukan kembali dengan sosok Dion yang telah mengubah panggilan namanya dengan Ardi, calon yang akan dijodohkan dengan Aisyah.  Akankah Alena kembali pada Dion? Atau mengalah demi Aisyah, perempuan yang akan dinikahi Dion?

Mitha berhasil menceritakan kisah ini dengan bahasa yang sederhana dan mengalir. Membaca pembacanya larut sekaligus menaduk emosi.  Khas novel teenlit yang mengusung tema dewasa. Mengenai persahabatan, cinta dan jodoh. Terlepas dari nilai positif dan kelebihan novel  ini. Ada beberapa hal yang terasa janggal. Di awal cerita Alena dikisahkan bekerja sebagai redaktur majalah motivasi, namun seiring perjalanan cerita. Alena dikisahkan bekerja sebagai pegawai negeri dan mendapat rumah dinas. Entah kesalahan Mitha yang kurang fokus atau saya yang kurang peka membaca peralihan jenis pekerjaan tersebut.  Dan saya menangkap, Mitha terkesan buru-buru menyelesaikan ending cerita novel ini.Selain itu masih ada beberapa koreksi mengenai EYD, mengingat novel ini diterbitkan pada sebuah penerbit mayor. Setidaknya untuk kedepan hasil semoga makin bagus.
Terlepas dari itu semua, novel Mitha ini asyik  dan menarik untuk dibaca. Peringatan dari saya, bacalah dalam suasana hati yang santai dan riang bila tidak ingin terjebak pada kalimat pengantar di cover belakang, sungguh novel ini menguras airmata dan emosi.
Selamat Membaca…