5 Hal Persiapan Liburan Akhir Tahun Ke Yogyakarta
Sejak awal tahun saya sudah mempunyai rencana untuk liburan. Tetapi
realisasinya pasti di akhir tahun yang banyak tanggal merahnya. Selain itu
sambil menyisihkan uang ditabung untuk persiapan budget. Namun meski sudah
ditabung kalau ada kebutuhan mendesak ya terpakai dulu deh. Saya pernah
berdiskusi dengan suami ingin liburan ke luar pulau gitu dan destinasi yang
saya pilih adalah Pulau Lombok. Kenapa? Selain karena tempat wisatanya bagus,
juga ada sepupu saya yang stay di sana mengikuti suaminya dinas.
Akan tetapi rencana tinggal lah sebuah rencana, mendekati akhir tahun
budgetnya hanya bisa di Pulau Jawa saja dan pilihan saya ke Yogyakarta. Selain
budgetnya lebih cocok, juga tidak terlalu jauh seperti halnya kalau ke luar
pulau. Sewaktu masih hamil, saya sempat ingin ikut suami ke Yogyakarta pas
mendapat dinas kantor tapi tidak boleh. Maka dari itu saya meminta pada suami
lain kesempatan untuk liburan bareng keluarga ke sana.
Dok. Ihwan Hariyanto |
1.Menentukan Hotel Untuk Menginap
Usai mantap pilihan libur akhir tahun ini ke Yogyakarta, saya perlu
mempersiapkan hal yang diperlukan untuk ke sana. Sekitar bulan Oktober saya mencari informasi mengenai hotel
untuk menginap. Saya sempat berdiskusi panjang lebar dengan teman-teman yang
rumahnya di Yogyakarta. Mengingat tanggal kepergian saya merupakan hari libur
yang cukup lama, dari tanggal 10-12 Desember.
Sebelum menentukan hotel menginap, teman di Yogyakarta terutama Mbak Ima
menanyakan selama di sana saya dan keluarga mau kemana saja. Tentu saja hal ini
penting agar hotel dengan tempat tujuan wisata tidak terlalu jauh. Sementara
untuk hal itu belum saya rundingkan dengan suami. Intinya sih, hotel diusahakan
tidak terlalu jauh dari Stasiun Tugu. Itu sih yang jadi patokan saya. Usai
browsing di applikasi pemesanan hotel maupun lainnya, dan menimbang lokasinya.
Pilihan saya jatuh pada Hotel Pop Sangaji, karena tarif sesuai budget kami dan
masih ketersediaannya kamar hotel. Suami juga sudah mengecek langsung via
applikasi dan melihat fasilitasnya. Deal, proses pemesanan lancar dan sudah transfer. Namun suami sempat memberitahu kalau
bakal dapat sponsor untuk menginapnya, saya sih selagi hotel dan lokasinya oke
tentunya setuju. Suami memperlihatkan rinciannya, saya pun setuju dan
memintanya segera merefund yang Hotel Pop agar uangnya bisa cepat kembali.
Sayangnya, sempat terjadi miss komunikasi antara yang akan memberi
sponsor dan suami. Ternyata hotel yang tadinya sudah ditunjukkan ke saya
diganti hotel lainnya. Lebih disayangkan lagi lokasinya makin jauh dari hotel
awal yang saya sepakati dengan suami. Akhirnya gagal deh dan saya meminta suami
segera mencari hotel pengganti. Finally, kami dapat hotel via applikasi lain
dengan fasilitas yang jauh lebih baik. Bahkan terdapat kolam renang dan
playground untuk anak-anak meski tanpa fasilitas sarapan. Harganya pun masih
terjangkau karena dapat diskon 40 % pula. Masih rezeki kami deh untuk pilihan
hotelnya.
2. Memilih Sarana Trasportasi dan Membeli Tiket Kereta Api
Transportasi yang jadi andalan saya dan keluarga masih sama dari tahun ke
tahun yaitu kereta api. Selain dari segi harga yang lebih terjangkau, juga
memperhitungkan kenyamanannya. Suami biasa mengalami mabuk darat kalau naik
bus, untuk hal itulah kami jarang menggunakannya. Rumah kami menuju stasiun pun
relatif dekat. Pengalaman dari sebelumnya, naik kereta memang paling
menyenangkan, tidak hanya untuk isi dompet suami tapi juga bagi anak-anak. Mas
Aiman yang tipikal banyak gerak, dengan naik kereta dia bisa lebih leluasa.
Saya pun browsing mengenai ketersediaan tiket ekonomi Malioboro Exspres.
Beruntung masih tersedia tempat duduk, tetapi suami tidak lekas membelinya.
Saya sih khawatir kehabisan karena tanggal kepergiaan pasti banyak yang mau
berlibur. Eh, benar saja saat saya membeli di Stasiun Waru sewaktu menghadiri
acara arisan keluarga di Sidoarjo. Tiket ekonomi dengan harga terendah, 140
ribu sudah habis tinggal yang 175 ribu. Saya sempet ngomel-ngomel sama suami
itu artinya budget tiket jadi membengkak gegara menunda membeli tiketnya.
Tiket keberangkatan sudah
ditangan, tinggal membeli yang pulang. Saat itu belum bisa membeli sekaligus
karena budget masih mau dipakai keperluan lain. Baru sempat beli pertengahan
Bulan November, dan lagi-lagi kami masih beruntung karena tiket ekonomi dengan
harga 175 ribu masih tersedia. Sewaktu berangkat saya meminta pada suami beli
tiga kursi saja, sementara untuk pulang saya memintanya membeli empat tiket
karena perjalanannya malam hari sehingga lebih banyak tidur.
3. Menyiapkan Baju Selama Travelling
Urusan baju yang akan dipakai selama travelling ini pun perlu saya
siapkan. Sekiranya mau membawa berapa baju dengan style yang bagaimana. Kalau
saya pribadi memang menyiapkannya khusus, artinya baju yang nantinya dipakai
belum pernah saya pakai ke Yogyakarta. Baju baru dong? Iya, tetapi membelinya sudah
agak lama dan belum dipakai. Soal style, saya tak memaksakan sih hanya saja
meski motifnya tak sama setidaknya warnanya senada. Tentu saja sesuai dengan motto
blog saya maupun keluarga, yaitu warna biru. Baik biru cerah maupun biru
dongker. Atau misalkan pakai warna lain, setidaknya ada nuansa warna birunya. Seperti
baju keberangkatan saya yang biru kombinasi warna pink. Iya, pink-nya mengikuti
baju baby Aira hehehe
Baju yang saya pilih semuanya model gamis dan sudah saya padankan
sekalian dengan khimar atau jilbabnya. Dan sudah menentukan jumlahnya supaya
kopernya cukup. Begitu juga dengan baju untuk anak-anak dan suami. Apalagi sejak
memiliki anak kedua, tentu saja bawaan baju makin banyak ketimbang orang
tuanya. Selain baju, juga ada mainan dan pampers untuk Aira. Oh iya, saya
putuskan untuk membawa tas cadangan yang menyesuaikan dengan gamis yang saya
bawa. Tentunya yang lebih simple, ringan dan mudah dibawanya mengingat saya
juga sambil menggendong Baby Aira.
4. Menyiapkan Budget Akomodasi dan Oleh-Oleh
Selain budget untuk hotel dan transportasi menuju Yogyakarta, hal lain
yang perlu dipersiapakan adalah budget akomodasi selama di sana. Itulah kenapa
saya memilih hotel yang dekat dengan stasiun sekaligus pusat kota lebih murah. Akomodasi
pilihan saya nantinya pasti lebih sering naik becak, karena kalau jalan kaki
masih agak jauh apalagi dengan anak-anak. Alternatif lain ya naik taksi atau dokar kalau jaraknya agak jauh. Termasuk akomodasi
ke tempat-tempat wisata dan membeli oleh-oleh. Nyaris setiap saya dan suami
travelling ke suatu tempat mesti membeli oleh-oleh buat keluarga suami meskipun
gak banyak. Setidaknya saya bisa berbagi kebahagian lewat oleh-oleh yang saya
belikan.
5. Menentukan Tempat Tujuan Wisata
Meskipun sudah pernah ke Yogyakarta untuk liburan, menentukan tempat
tujuan wisata tetap saya persiapkan. Mengingat banyak sekali tempat wisata di
Yogyakarta, saya memilih yang sesuai dengan anak-anak maupun budget. Tempat tujuan
yang utama ingin saya kunjungi adalah Restoran khas jamur, Jejamuran. Ingin ke
sini sudah lama sejak saya hamil namun gagal. Selain ke jejamuran, tadinya
ingin ke Borobudur, Malioboro, De Mata dan Pasar Beringharjo. Akan tetapi pas di sana
pilihan ini berubah menyesuaikan waktu dan keadaan.
Saya dan suami bersyukur sekali, di saat kami sedang menabung untuk
tambahan budget setelah sampai di Yogyakarta. Ternyata rezeki datang di waktu
yang tepat. Sehingga rencana liburan akhir tahun ke Yogyakarta bisa terwujud. Liburan
kali bukan hanya sekedar bersenang-senang melainkan juga untuk saling
merekatkan hubungan saya dengan suami maupun anak-anak.
Alhamdulilah ya...disaat kepengen traveling bisa berangkat traveling. Kapan ke Semarang lagi nih, Keluarga Biru?
BalasHapusBiar bisa kopdaran dg duo Ai yang imut2 :)
Alhamdulillah mbak, wah aku kepengen ke Semarang lagi mbak. Pengen eksplor tempat wisata lain dan ngubek2 Sango lebih lama hahaha
HapusKenapa gak naik eksekutif aja mbak? Setauku harga tiket dari Malang paling murah 180 ribu, tapi mbak Ivon pas peak season sih ya ke Jogjanya, bisa jadi harganya naik, hehehe.
BalasHapusEsekutif 250 ribu-an dan semua udah habis mbak wkwkwkw
Hapuslagipula kalau bawa baby enakan yang ekonomi bisa ditidurin, kalau esekutif kan tetep mangku meski kursinya empuk dan bisa di setting
Jogja memang ngangenin ya..penasaran ama resto jejamuran
BalasHapusJadi kalau di kereta, Aim suka lari lari di lorong?
Haii baby Airaaa, hebat banget sih naakk, terus sehat yaaaa. Mama Ivon yg hebat bawa 2 bocil tanpa rewel, kereeenn ah keluarga biru!
BalasHapusKalau pas long weekend gitu emang rame ya, Von. Pengalaman nginap di hotel waktu long weekend udah datang jam 2 siang, eh, kamarnya belum ready karena masih ngantri dibersihin. Hihihi.. Petugas kebersihannya sedikit :D
BalasHapusKapan2 juga pengin liburan ke Yogya. Ga pengin ke Kalimantan, Von? :D
Untuk urusan baju nih paring rempong kalo bawa anak, soalnya sering unpredictable. Misal tiba2 cemong...bwahahaha...trs soal baju yang belum pernah dipake iya sih, tapi kalo aku bukan baju baru melainkan baju lama yang memang belum pernah ke suatu tempat. Jadi nanti kalo pas foto ootd biar bajunya nggak itu lagi itu lagi...huahahaha...
BalasHapusenak ya bisa bepergian sekeluarga.. ini bisa menjadi pengalaman yang seru...
BalasHapusBeh... yangn bisa liburan akhir tahun ke kota pelajar...
BalasHapusKompak bnget keluarga biru, dri pakaiannyaa senada.... hheee
Selamat liburan Ivon :) jadi pengen ke Yogya lagi nih kotanya nyaman dan kemana2 naik becak seru
BalasHapusHihihi, aku gak ikutan. Lagi nipis budgetnya :D
BalasHapus